Suara.com - Tato permanen sudah banyak digunakan, namun tahukah Anda berbagai peningkatan jumlah efek sampingnya?
Melansir dari Medical Xpress, ada lusinan alergen yang diketahui dalam tinta tato, termasuk zat logam dan pigmen organik.
Dalam hal ini, Yolanda Hedberg, Ketua Western's Canada Research dalam ilmu korosi memimpin penelitian tentang tinta tato di Swedia, bekerja sama dengan peneliti lain di KTH Royal Institute of Technology, Pusat Kedokteran Kerja dan Lingkungan, dan Universitas Graz di Austria. Temuan mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Contact Dermatitis.
Para peneliti menganalisis 73 sampel tinta tato yang dikumpulkan dari pemasok dan pengecer online, banyak di antaranya dibuat di Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa sebagian besar gagal memenuhi standar industri jika standar industri itu ada.
Reaksi alergi dapat terjadi lama setelah tato. Alergi kulit terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat kimia asing. Tato permanen yang tidak dapat dilepas juga dapat menyebabkan eksim yang parah dan kronis dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam jiwa.
"Hampir semua orang di dunia dapat memesan hampir semua tinta tato yang mereka inginkan secara online," kata Hedberg, seorang profesor di departemen kimia Western's Canada Research.
"Sebagian besar tinta ini berasal dari Amerika Serikat dan hanya ada sedikit undang-undang yang mengatur produksinya," imbuhnya.
Kimia tinta tato berpotensi lebih berbahaya. Jejak logam nikel dan kromium yang berpotensi berbahaya ada di semua sampel. Beberapa pengotor lain seperti arsenik, merkuri dan timbal juga ada dalam satu sampel tinta tato yang diteliti
Tinta berwarna biru dan hijau mengandung tembaga yang melebihi batas pembatasan Eropa dalam tiga sampel. Beberapa pigmen lain, baik yang dilarang atau dinyatakan tidak sesuai, ditemukan pada 61 persen tinta tato antara lain, pigmen merah 22, pigmen merah 170, pigmen biru 15, pigmen hijau 7, pigmen ungu 23, pigmen merah 122, dan pigmen ungu 19.
Baca Juga: Tak Hanya Haid, Ini 4 Penyebab Timbulnya Jerawat
"Studi ini menyarankan bahwa tinta tato harus dikontrol lebih baik, dan konsumen harus lebih berhati-hati," kata Hedberg.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025