Suara.com - Pasien Covid-19 seringkali memiliki gejala yang mirip dengan flu. Beberapa di antaranya seperti demam, hidung tersumbat, hingga batuk.
Tapi, Covid-19 sendiri sebenarnya adalah penyakit yang jauh berbeda dengan flu. Banyak orang berpikir hanya orang tua yang berisiko terkena COVID-19.
Tapi, data terbaru justru meenggambarkan sebaliknya. Sebuah penelitian terhadap orang yang dites positif COVID-19 selama gelombang kedua di Inggris menemukan hanya sekitar 1 persen anak-anak dan 2-3 persen orang dewasa muda harus dirawat di rumah sakit.
Sebaliknya, lebih dari 10 persen dari mereka yang berusia di atas 60 tahun harus pergi ke rumah sakit.
Risiko kematian akibat COVID-19 mengikuti pola yang sama. Hanya satu dari 20.000 anak yang terinfeksi cenderung meninggal, dibandingkan dengan lebih dari satu dari 100 orang dewasa di atas 60 tahun.
Tetapi angka-angka ini tidak menceritakan keseluruhan cerita. Banyak orang yang telah menderita Covid-19 dan selamat belum kembali ke kondisi kesehatan mereka sebelumnya.
Sebuah penelitian terhadap orang-orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 selama gelombang pertama di Inggris menemukan pasien ini empat kali lebih mungkin untuk dirawat kembali di rumah sakit dan delapan kali lebih mungkin meninggal daripada kelompok kontrol yang cocok selama periode tindak lanjut rata-rata. dari empat sampai lima bulan.
Para peneliti menemukan orang-orang ini sangat mungkin untuk mengembangkan diabetes, penyakit jantung dan penyakit ginjal.
Orang juga dapat mengalami komplikasi setelah flu, tetapi hal ini lebih sering melihat ini dengan COVID-19, dan komplikasinya lebih serius.
Baca Juga: Arie Kriting Umumkan Positif Covid-19
Bahkan orang yang tidak cukup sehat untuk pergi ke rumah sakit dengan COVID-19 dapat mengalami komplikasi.
Sebuah penelitian di Sydney menemukan sepertiga orang dengan COVID-19 ringan hingga sedang dibiarkan dengan gejala persisten yang berlangsung setidaknya dua bulan, termasuk kelelahan dan sesak napas. Lebih dari 10% mengalami gangguan fungsi paru.
Kantor Statistik Nasional Inggris telah menghitung sekitar satu dari tujuh orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala persisten yang berlangsung setidaknya 12 minggu.
Mereka memperkirakan hampir satu juta orang saat ini hidup dengan Covid-19 yang lama di Inggris, dan 40 persen dari mereka telah hidup dengan kondisi tersebut selama lebih dari satu tahun.
Dua pertiga melaporkan terkena dampak buruk dalam aktivitas sehari-hari mereka akibat Covid-19 yang berkepanjangan, dan 18 perseb melaporkan bahwa mereka sangat dibatasi.
Sementara anak-anak sangat kecil kemungkinannya meninggal karena Covid-19, Kantor Statistik Nasional memperkirakan 7-8 persen anak-anak dan remaja yang terinfeksi akan mengembangkan COVID dalam waktu lama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan