Suara.com - Alih-alih memaksa, pakar kesehatan Amerika Serikat (AS) Dokter Faheem Younus punya cara jitu agar masyarakat mau divaksinasi Covid-19.
Saat ini dunia bukan hanya bertarung melawan pandemi Covid-19 tapi juga berperang melawan hoaks yang membuat semakin banyak orang enggan mendapatkan vaksin, sehingga kekebalan kelompok atau herd immunity sulit terbentuk. Lantas apa yang bisa dilakukan?
Dokter Faheem Younus menyarankan jangan sekali-kali memaksa orang untuk mau divaksinasi. Sebaliknya, berikan edukasi dan pemahaman yang lengkap terkait vaksinasi, tidak dikurangi atau dilebih-lebihkan.
"Jangan mengejek atau mengolok-olok orang yang menanyakan pertanyaan terhadap vaksin, karena bisa jadi pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang valid," papar Dokter Faheem dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Ia sangat paham, jika banyak orang enggan berhubungan dengan kaum atau orang ekstremis yang antipati terhadap vaksin, dan kata Dokter Faheem, itu adalah sikap wajar. Alih-alih mengolok atau mengejek, maka buatlah petunjuk tentang cara memperoleh vaksinasi Covid-19.
"Buatlah supaya langkah-langkah mendapatkan vaksin gampang. Misalnya di AS, mereka bisa daftar melalui SMS, bisa ngecek dimana vaksinnya, siapa yang sudah dan belum vaksin, tidak perlu asuransi, semua gratis. Dengan langkah yang mudah tersebut capaian vaksin semakin tinggi di AS," jelas Dokter Faheem.
Meski begitu, ia mengatakan bukan berarti AS tidak menemukan kendala vaksinasi Covid-19. Apalagi kata dia, vaksin Covid-19 di sana baru tersedia pada Desember 2020, sehingga kampanye vaksinasi baru 90 persen digalakan pada awal 2021 lalu.
Setelahnya AS bergerak cepat, terlebih saat ini dunia sedang berlomba dengan kehadiran varian virus corona baru yang sudah semakin beragam. AS kemudian gencar melakukan edukasi massal tentang vaksin Covid-19.
"Kita harus berikan informasi yang tepat bahwa terdapat risiko dengan vaksin ini. Tapi keuntungannya jauh lebih besar dibandingkan risiko-risiko tersebut."
Baca Juga: Sempat Membaik, Pasien Covid-19 di Batam Tembus 20.000 Hari Ini
"Kita juga perlu edukasi ke masyarakat bahwa tidak perlu bilang semuanya baik, tapi perlu dibilang tidak semua buru, ada tengah-tengahnya," pungkas dokter Faheem.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?