Suara.com - Sekitar 80 persen orang yang mengalami menstruasi diperkirakan mengalami kram. Kram menstruasi menyebabkan sedikit ketidak nyamanan bagi sebagian orang, namun bagi yang lain kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan dan parah.
Melansir dari Insider, dokter Pari Ghodsi, seorang OB-GYN bersertifikat, mengatakan salah satu alasan beberapa orang mengalami kram yang lebih parah mungkin disebabkan karena memiliki kadar prostaglandin yang lebih tinggi.
Endometriosis yang terjadi ketika jaringan tumbuh di luar rahim Anda juga dapat menyebabkan kram menstruasi yang parah, serta fibroid rahim.
Dalam hal ini, ibuprofen adalah solusi umum untuk meredakan rasa sakit yang parah, tetapi bagi mereka yang ingin menggunakan cara alami, maka beberapa olahraga bisa membantu.
Berolahraga dapat mengurangi nyeri kram menstruasi karena berolahraga melepaskan endorfin yang merupakan obat penghilang rasa sakit alami tubuh.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2019, 78 persen dari 14.184 perempuan melaporkan bahwa olahraga membantu mengatasi kram menstruasi, dan hampir sebagian besar berpikir olahraga dengan intensitas sedang adalah olahraga yang paling efektif untuk memerangi kram.
Ghodsi mengatakan, selain berolahraga saat haid atau berolahraga secara teratur bisa membantu meredakan kram.
"Yoga dan jogging membantu mengatasi kram menstruasi Yoga, latihan yang merupakan latihan spiritual dan fisik, dapat memberikan sedikit kelegaan," kata Ghodsi.
"Yoga tidak hanya melepaskan endorfin, tetapi membantu memfokuskan dan memusatkan Anda dan karena itu, ini membantu Anda menafsirkan pengalaman rasa sakit Anda," kata Ghodsi.
Baca Juga: Dituduh Korupsi, Eks Menteri Termuda Malaysia Syed Saddiq Bela Diri
Selain yoga, Ghodsi mengatakan, olahraga aerobik, seperti jalan kaki atau jogging, juga bisa mengurangi kram menstruasi karena mirip dengan yoga, yakni melepaskan endorfin.
"Setiap kali Anda menghilangkan stres dan ketegangan, itu secara keseluruhan akan membantu cara Anda merespons rasa sakit," kata Ghodsi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018, menemukan bahwa perempuan yang melakukan latihan aerobik secara teratur memiliki lebih sedikit nyeri haid dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan latihan aerobik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat