Suara.com - Pernahkah Anda mengeluhkan kondisi nyeri lutut?
Apa itu pengapuran sendi?
dr Ricky Hutapea Sp.OT (K), Spesialis Orthopedi Konsultan Hip and
Knee dari Eka Hospital mengatakan, penyakit pengapuran sendi dikenal dengan osteoartritis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengapuran adalah pengerasan karena terbentuknya garam kalsium pada jaringan daging, tulang, atau gigi. Pengapuran sendi bagi orang awam sering disalahartikan sebagai adanya suatu zat kapur pada sendi.
Padahal arti dari istilah pengapuran sendi tersebut melenceng jauh dari zat kapur pada sendi. Menurut dr Ricky, osteo berarti tulang, artikulasi berarti sendi, dan itis berarti ada peradangan. Jadi osteoartritis berarti adanya peradangan pada sendi dan tulang di sekitarnya, yang menimbulkan nyeri, kaku dan bengkak.
Menurut dr Ricky, osteoartritis merupakan jenis arthritis lutut yang sering ditemukan dan paling sering terjadi pada seseorang dengan usia 50 tahun ke atas, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia lebih muda. dr Ricky menegaskan, osteoartritis dapat mempengaruhi kualitas hidup di seluruh dunia, seiring dengan bertambahnya masalah obesitas dan usia.
Gejala pengapuran sendi
Gejala yang umum dialami oleh pengidap osteoartritis meliputi:
• Nyeri di persendian yang dirasakan selama atau setelah beraktivitas;
• Rasa kaku pada sendi di pagi hari yang membuatnya sulit digerakkan;
• Muncul tonjolan tulang yang keras dan tajam di sekitaran sendi;
• Pembengkakakan pada area sendi;
• Pelemahan otot di sekitar sendi;
Hal lain yang dapat terjadi adalah perubahan bentuk tungkai kaki O atau kaki X dan bunyi sendi saat ditekuk-luruskan akibat pergesekan permukaan sendi yang tidak rata. Kelemahan otot yang terjadi juga dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk beranjak dari duduk, berjalan, atau naik tangga,
Faktor risiko osteoartritis
Faktor risiko mayor dari osteoartritis adalah usia, obesitas, trauma sendi, beban kerja berat. Faktor-faktor resiko osteoartritis dapat dikategorikan ke dalam faktor resiko sistemik (usia, jenis kelamin, genetik, dan overweight), dan faktor biomekanik lokal (cidera sendi, malalignment, dan kelemahan otot). Penuaan atau usia merupakan faktor utama pada kondisi osteoartritis.
Dampak obesitas terhadap osteoartritis adalah melalui penyaluran beban berlebih pada sendi, sehingga menyebabkan kerusakan pada lapisan tulang rawan sendi. Obesitas bukan hanya mempengaruhi osteoartritis melalui proses mekanikal beban, melainkan juga melalui jalur metabolik.
Baca Juga: Eka Hospital Gandeng SehatQ dan Alodokter untuk Mudahkan Pasien di Masa Pandemi
Penanganan osteoartritis
dr Ricky memaparkan, diagnosis osteoarthritis dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan xray, serta tingkat keparahan akan dinilai dari berkurangnya celah sendi. Setelah itu, secara garis besar penanganan osteoartritis dapat dibagi ke dalam 2 kelompok besar yaitu non operasi dengan cara edukasi, penggunaan alat bantu berjalan, terapi ice & heat, terapi manual seperti taping dan electrotherapy, latihan fisik seperti penguatan dan peregangan otot, terapi simtomatis, juga penggunaan obat minum.
Di sisi lain, dr Ricky menjelaskan penanganan lainnya secara operasi yang diformulasikan seakurat mungkin untuk mengidentifikasi masalah tiap individu dan diperhitungkan secara matang, sehingga selepas itu pasien dapat melanjutkan terapi untuk mengontrol nyeri dan mengembalikan fungsi sendi lutut.
Tujuan utama dan terpenting dari penanganan osteoarthritis adalah mengendalikan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi lutut. Penanganan osteoartritis tidak selalu dengan cara operasi. Tata laksana osteoartritis harus didasarkan pada evaluasi riwayat pasien secara menyeluruh, pemeriksaan fisik lengkap, dan pemeriksaan radiologis yang sesuai.
Nyeri sendi pada lutut merupakan masalah yang sering terjadi dan merupakan penyebab disabilitas kronik pada kelompok orang berumur. Gejala OA meliputi gangguan fungsi signifikan, dan juga gejala serta tanda peradangan seperti nyeri, bengkak dan hilangnya mobilitas.
Bila mengalami gejala di atas, segera temui dokter spesialis agar dapat penanganan yang tepat untuk mengembalikan kualitas hidup.
Berita Terkait
-
Peduli Pasien Skoliosis, Eka Hospital Kerjasama dengan Indonesia Scoliosis Community
-
Mengenal Lebih Jauh tentang Virus Covid-19 Varian Delta
-
Temuan Litbangkes, Ini Jamu untuk Atasi Radang Sendi
-
Wajib Waspada, Makan Buah Ini Bisa Memperburuk Radang Sendi
-
Kapan Karyawan Boleh Kerja Usai Positif Covid-19? Eka Hospital: Isoman 13 Hari Sudah Aman
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?