Suara.com - Penelitian terbaru menunjukkan adanya kerusakan saraf mata usai terinfeksi Covid-19 atau gejala long Covid-19. Kerusakan saraf di mata terjadi karena adanya penumpukan sel kekebalan tubuh di kornea.
Mengutip Live Science, Selasa (27/7/2021) temuan ini nyatanya sudah diduga para ahli lantaran terkait beberapa gejala long Covid-19 yang menyebabkan kerusakan saraf tepi atau saraf perifer.
Kerusakan saraf tepi bisa mengganggu pengiriman informasi dari organ ke otak atau sebaliknya.
Kondisi ini membuat peneliti menduga jika long Covid membuat sebagian saraf di tubuh yang rusak, termasuk pada saraf kornea di mata.
Penelitian ini dilakukan dengan teknik mikroskop confocal kornea (CCM), di mana peneliti mengambil foto sel saraf kornea, yaitu lapisan transparan mata yang menutupi pupil dan iris. Peneliti kemudian menggunakan prosedur non-invasif untuk menghitung jumlah sel saraf di kornea.
"Ini seperti barometer yang nyaris sangat bagus, sekaligus untuk mendeteksi kerusakan saraf di tempat lain," ujar peneliti sekaligus Profesor Kedokteran Weill Cornell Meidicine Qatar, dr. Rayaz Malik.
Hasilnya peneliti menemukan orang yang mengalami gangguan fungsi otak (neurologi) setelah terkena Covid-19, seperti kehilangan fokus, kehilangan indra penciuman, hingga sakit kepala, berisiko mengalami kerusakan saraf transparan di kornea, dibanding mereka yang tidak mengalami gangguan neurologi.
Penelitian ini melibatkan 40 orang yang sudah sembuh dari Covid-19, satu hingga 6 bulan setelah dinyatakan negatif Covid-19.
Mirisanya selama tiga bulan pertama, hanya ada 29 orang yang mengaku sudah pulih seutuhnya dibanding peserta lainnya.
Baca Juga: Aturan Perjalanan Satgas Covid-19 : PPKM Level 3 dan 4 Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin
Untuk menunjang penelitian peserta ini menjalani pemindaian kornea, ditambah dengan wawancara seputar kondisi dan gejala neurologis yang dialami.
Peserta ini juga diminta mengisi kuesioner seputar nyeri neuropatik seperti sensasi mati rasa, tertusuk, terbakar di tubuh serta melemahnya otot.
Selanjutnya Malik berniat akan memperluas cakupan penelitian, bukan hanya terhadap 40 orang, untuk memastikan adanya kerusakan saraf kornea mata sebagai long Covid-19.
"Orang mungkin berkata, penelitian dengan 40 pasien tidak cukup membuktikan, dan kami setuju membutuhkan jangkauan penelitian yang lebih besar," pungkas Malik.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja