Suara.com - Mutasi virus corona Covid-19 masih terus menjadi kekhawatiran di tengah masyrakat. Setelah varian delta yang disebut lebih menular, kini juga ada kekhawatiran soal variant Lambda yang kebal dari vaksin Covid-19.
Sebuah studi pracetak oleh para peneliti di Chili menunjukkan bahwa mutasi, yang pertama kali muncul di Peru sekitar setahun yang lalu dan sangat menular, mungkin juga dapat menghindari antibodi vaksin. Demikian seperit dilansir dari Infection Control Today.
“Hasil kami menunjukkan bahwa mutasi yang ada dalam protein lonjakan varian lambda yang diminati memberikan peningkatan infektivitas dan pelepasan kekebalan dari antibodi penetral yang ditimbulkan oleh CoronaVac,” kata penelitian tersebut.
CoronaVac sendiri adalah vaksin yang diproduksi oleh perusahaan China dan digunakan di Peru. Studi ini melanjutkan, bahwa data tersebut memperkuat gagasan bahwa kampanye vaksinasi besar-besaran di negara-negara dengan sirkulasi SARS-CoV-2 yang tinggi harus disertai dengan pengawasan genomik yang ketat.
Ini memungkinkan untuk mengidentifikasi isolat baru yang membawa mutasi lonjakan dan studi imunologi yang bertujuan untuk menentukan dampak dari ini.
Peru memiliki tingkat kematian Covid-19 tertinggi di antara negara mana pun di dunia, menurut Pusat Sumber Daya Virus Corona Johns Hopkins: sekitar 600 untuk setiap 100.000 orang yang terinfeksi Covid-19.
Itu sekitar dua kali lipat jumlah Hungaria, negara dengan tingkat kematian Covid-19 tertinggi berikutnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian lambda telah menjadi pembawa COvid-19 di sekitar 81 persen infeksi di Peru sejak April.
WHO menyatakan varian lambda sebagai varian of interest bulan lalu. Varian lambda telah menyebar ke sekitar 30 negara lain di dunia, termasuk Inggris.
Kasus pertama varian lambda telah terlihat di Rumah Sakit Metodis Houston sekitar 2 hari yang lalu. Sebanyak 153 karyawan Rumah Sakit Metodis Houston mengundurkan diri atau dipecat karena tidak mendapatkan vaksin. KHOU 11 melaporkan bahwa ada lonjakan yang mengkhawatirkan dalam infeksi Covid-19 di daerah Houston.
Baca Juga: Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari jadi Sentra Vaksin Lintas Agama di Jakbar
Para peneliti Chili memberikan indikasi tantangan apa yang dihadirkan varian lambda. Mereka menulis bahwa “hasil kami menunjukkan bahwa protein lonjakan varian lambda memberikan pelepasan kekebalan terhadap antibodi penetral yang ditimbulkan oleh vaksin CoronaVac.
"Apakah varian lambda juga lolos ke respons seluler yang ditunjukkan oleh CoronaVac masih belum diketahui. Kami juga mengamati bahwa protein lonjakan varian lambda menunjukkan peningkatan infektivitas bila dibandingkan dengan protein lonjakan varian Alpha dan Gamma, keduanya dengan peningkatan infektivitas dan penularan yang dilaporkan," kata peneliti.
Kevin Kavanagh, MD, anggota Dewan Penasihat Editorial ICT, berpendapat bahwa munculnya varian lambda menggarisbawahi perlunya mempertimbangkan vaksin hanya 1 lapisan perlindungan terhadap infeksi Covid-19, dan bahwa mereka harus dikombinasikan dengan masker dan kacamata.
“Perlu diingat bahwa masker atau respirator berkualitas tinggi dapat mengurangi paparan virus hingga enam kali lipat, menjadikannya tambahan penting untuk vaksin dengan kemanjuran yang berkurang,” kata Kavanagh
“Tujuan kami harus mencegah kematian dan kecacatan jangka panjang.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara