Suara.com - Para ahli kembali mengklaim bahwa virus corona Covid-19 bisa bermutasi menjadi varian yang paling menular hingga 60 kali lipat. Sebuah studi yang meneliti soal pertumbuhan virus corona Covid-19 pun mengkhawatirkan tentang varian tersebut.
Karena, varian virus corona Covid-19 itu mungkin akan lebih kebal terhadap vaksin Covid-19 dan membuat upaya pembatasan sosial sia-sia. Sebuah laboratorium di Israel menemukan bahwa virus corona Covid-19 ini bisa bermutasi lebih buruk dengan cara menyebar lebih cepat.
Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan Gideon Schreiber berusaha memecah protein lonjakan virus corona yang berfungsi mengikat sel manusia. Kemudian, mereka mencoba mencuri semua kemungkinan mutasi virus corona Covid-9.
Salah satunya, virus corona Covid-19 bisa membentuk varian yang 600 kali lipat lebih berbahaya ketika menginfeksi manusia. Varian virus corona itu lebih kebal terhadap antibodi yang terbentuk oleh vaksin Covid-19 dan meningkatkan penularannya.
Para peneliti mengatakan bahwa mutasi virus corona yang 600 kali lipat lebih menular ini berpotensi mengembangkan varian virus corona yang lebih baru dan memiliki infektivitas lebih tinggi.
"Temuan ini menunjukkan perlunya pemantauan ketat terhadap efisiensi obat dan vaksin Covid-19 untuk melawan mutasi virus corona sekarang ini maupun yang akan datang," kata peneliti dikutip dari The Sun.
Direktur kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Michael Ryan, juga mengingatkan bahwa hal yang lebih buruk dari varian Delta bisa terjadi karena virus corona Covid-19 terus berubah.
"Varian Delta ini merupakan peringatan bahwa virus corona terus berkembang, tetapi juga merupakan dorongan untuk segera melakukan tindakan pencegahan sebelum varian virus corona Covid-19 yang lebih berbahaya muncul," jelasnya.
Sebelumnya, Dr Fauci mengatakan bahwa varian Delta ini telah membuat kasus virus corona Covid-19 di AS meningkat lebih dari 200 per hari. Richard Neher, ahli biologi evolusioner di Universitas Basel Swiss mengatakan bahwa varian virus corona ini bagai ancaman baru di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Baca Juga: ASI Ibu yang Positif Covid-19 Bisa Tularkan Virus Corona? Ini Faktanya
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi