Suara.com - Parasetamol adalah obat pereda nyeri dan penurun demam yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, seperti sakit kepala, nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan demam.
Obat parasetamol ini bisa mengurangi rasa sakit pada radang sendi, tetapi tidak berpengaruh pada peradangan dan pembengkakan sendi yang mendasarinya.
Anda bisa minum parasetamol untuk membantu meringankan penyakit apapun. Tapi, mengonsumsinya terlalu banyak bisa menyebabkan salah satu dari tiga gejala gastrointestinal.
Tanda-tanda awal overdosis parasetamol termasuk kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, berkeringat, dan kebingungan atau kelemahan.
Studi endoskopi memungkinkan pendekatan langsung untuk penilaian kerusakan mukosa GI yang diinduksi obat.
Ada gejala lain dari overdosis parasetamol berupa rasa sakit di perut bagian atas, urine berwarna gelap, dan kulit serta bagian putih mata menguning.
Sebuah Penelitian yang diterbitkan di National Library of Health telah meneliti tentang keamanan masalah gastrointestinal dan penggunaan parasetamol.
Studi itu mencatat bahwa parasetamol sangat cocok untuk pasien yang berisiko tinggi mengembangkan ulkus atau pendarahan GI.
Pandangan ini telah ditentang oleh studi epidemiologi baru-baru ini yang menggunakan data resep terkomputerisasi.
Baca Juga: Benarkah Ada Pemasangan Chip Lewat Suntikan Vaksin Covid-19? Ini Kata Pakar
Studi epidemiologi itu menunjukkan bahwa parasetamol memiliki toksisitas GI yang bergantung pada dosis. Namun dilansir dari Express, hasil penelitian ini kemungkinan besar salah karena alasan bias yang melekat dan perancu.
Sehingga, studi menyimpulkan bahwa parasetamol dalam dosis tinggi bisa menyebabkan gejala gastrointestinal bagian atas seperti sakit atau tidak nyaman di perut, mulas, mual dan muntah.
Sebaliknya, risiko ulkus dan komplikasi ulkus akibat parasetamol tidak didukung oleh data yang tersedia. Sedangkan, tanda-tanda peringatan lain yang menunjukkan Anda minum terlalu banyak parasetamol, meliputi:
- Nyeri di perut kanan atas
- Kebingungan
- Penyakit kuning
- Gula darah rendah
- Pendarahan tak terduga
- Ensefalopati
Ingatlah, jangan minum obat parasetamol jika Anda alergi terhadap asetaminofen atau parasetamol. Anda bisa konsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia
-
Perjalanan Spiritual dan Mental, Gilang Juragan 99 Tuntaskan Chicago Marathon
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
-
Tips Jaga Kesehatan Kulit di Tengah Tumpukan Pekerjaan Akhir Tahun
-
RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!