Suara.com - Sebelumnya pasien yang kritis akibat Covid-19 cenderung berusia tua atau lansia. Kini pada gelombag baru, orang yang lebih muda juga banyak yang mengalami Covid-19 kritis.
Melansir dari Independent, Pusat Audit & Penelitian Nasional Perawatan Intensif (ICNARC) telah menganalisis penerimaan Covid-19 ke ICU NHS Inggris selama pandemi.
Usia rata-rata di antara 2.889 pasien yang dirawat di ICU sejak Mei 2021 adalah 49 tahun. Padahal pada gelombang awal pandemi, orang yang dirawat di ICU rata-rata 59 tahun. Hal ini disebabkan oleh program vaksin yang baru lebih merata pada kelompok lansia.
Menurut laporan ICNARC, sekitar 6 persen pasien Covid-19 ICU berusia 16 hingga 29 tahun, dengan hanya di bawah 9 persen pasien berusia 30 hingga 39 tahun.
"Pengalaman tentang Covid-19 telah sangat mengkonfirmasi apa yang telah kami ketahui bahwa NHS secara signifikan kekurangan kapasitas perawatan intensif, baik tempat tidur maupun staf," kata Kepala eksekutif Penyedia NHS, Chris Hopson.
Dalam 14 hari terakhir, ICNARC mengatakan mayoritas penerimaan ICU berada di barat laut dengan 167 pasien membutuhkan tempat tidur. London dan Midlands berada di belakang dengan 164 dan 162 penerimaan masing-masing untuk perawatan kritis.
Salah satu temuan lain yang mencolok dalam data terbaru adalah proporsi perempuan hamil muda yang sekarang dirawat di perawatan intensif. Sebanyak 17 persen perempuan berusia 16 hingga 49 tahun hamil di ICU dibandingkan dengan 7 persen pada periode September hingga April.
Perempuan hamil ditunda menerima vaksin dan tidak diprioritaskan meski uji coba menyimpulkan bahwa vaksin itu aman. NHS kini telah meluncurkan kampanye untuk mendorong wanita hamil untuk mendapatkan vaksinasi.
"Mendapatkan vaksin adalah cara terbaik untuk melindungi Anda dan bayi Anda dari Covid-19. Ini benar-benar sederhana. Ratusan ribu perempuan hamil di seluruh dunia telah divaksinasi, dengan aman dan efektif melindungi diri mereka dari Covid-19 dan secara dramatis mengurangi risiko penyakit serius atau membahayakan bayi," kata Gill Walton, kepala eksekutif Royal College of Midwives.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Masih Naik, Australia Mungkin Lakukan Lockdown Lebih Lama
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?