Suara.com - Pakar mengatakan ibu menyusui tetap bisa memberikan air susu ibu alias ASI kepada bayinya, meski sedang dalam kondisi positif COVID-19.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) ASI Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Elizabeth Yohmi mengatakan meskipun sedang terinfeksi COVID-19, ibu bisa menyusui bayinya. Syaratnya, dengan melakukan protokol pencegahan penularan COVID-19.
"Tetap ibu dengan suspek, ibu dengan terkonfirmasi COVID-19, ibu dengan gejala ringan, kita tetap melakukan IMD (inisiasi menyusui dini), yang penting tenaga kesehatannya menggunakan alat pelindung diri (APD) Level 3, ibu bisa tetap melakukan IMD, ibu menggunakan masker bedah, yang penting bayinya dalam kondisi bugar," kata Elizabeth, dalam seminar virtual dengan tema "Menyusui saat Pandemi: Dukungan untuk Ibu, Perlindungan untuk Keluarga" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kegiatan ibu menyusui bayinya harus dilanjutkan dengan tindakan pencegahan infeksi COVID-19 yang diperlukan, yakni ibu memakai masker saat menyusui atau memerah ASI, mencuci tangan secara efektif selama 20 detik sebelum menyusui.
Tindakan protokol pencegahan berikutnya adalah menjaga ventilasi lingkungan dan kebersihan benda yang disentuh, mencuci pakaian pada suhu 60-90 derajat Celsius dengan detergen, minum banyak cairan, diet seimbang dan tidur teratur.
Pada kondisi klinis ibu dengan sakit ringan/sedang, di mana keluarga dan tenaga kesehatan memilih mengurangi risiko penularan dan mempertahankan kedekatan ibu dan bayi, maka dapat diberikan ASI perah, tapi tetap dengan menerapkan protokol pencegahan penularan infeksi.
Menurut dua, pada kondisi klinis ibu tidak bergejala/ringan dan atau sarana dan prasarana terbatas atau tidak memungkinkan perawatan terpisah, pemberian ASI bisa dilakukan dengan cara menyusui langsung dengan melakukan protokol pencegahan infeksi.
Dalam keadaan sedang menjalani isolasi mandiri, ibu tetap bisa menyusui bayinya dengan cara menyusui langsung atau memberikan ASI perah dengan tetap melakukan protokol pencegahan infeksi.
Ibu yang sedang melakukan isolasi mandiri juga bisa melakukan kontak fisik dengan bayi setelah mencuci tangan dan membersihkan area kulit yang bersentuhan dengan bayi dan tetap menggunakan masker saat merawat bayi.
Baca Juga: Manfaat Inisiasi Menyusui Dini bagi Ibu Positif Covid-19, Bisa Bantu Atasi Stres
Bayi yang ibunya sedang melakukan isolasi mandiri bisa mendapatkan ASI donor apabila kondisi ibu tidak memungkinkan untuk menyusui atau memerah ASI, dan harus dipastikan ASI donor aman, sehingga tidak ada penularan penyakit melalui ASI donor.
Pemberian ASI melalui donor ASI hanya disarankan jika dalam pengawasan tenaga kesehatan.
"Bayi dapat diberikan ASI perah selama Ibu tidak mendapatkan obat-obatan yang dapat keluar dari ASI dan belum terjamin keamanannya bagi bayi. Ini juga menjadi pekerjaan rumah bagaimana komunikasi kita untuk ibu yang mungkin sakit ringan atau tanpa gejala untuk supaya tidak diberikan obat-obat yang bisa mengganggu pemberian ASI kepada bayinya. Jadi perlu sekali komunikasi dokter penyakit dalam yang mengurus ibunya tersebut," tutur Elizabeth.
Berita Terkait
-
Tekanan Sosial hingga Luka Menyusui: Tantangan di Balik Rendahnya Angka ASI Eksklusif
-
Perjuangan Mpok Alpa: Idap Kanker Payudara Sejak Hamil, Tetap Semangat Menyusui Anak Kembar
-
Riset: Banyak Perempuan Muda Tak Nyaman Lihat Ibu Menyusui di Tempat Umum, Kok Bisa?
-
7 Rekomendasi Sunscreen yang Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui, Bebas Bahan Berbahaya
-
Kisah Mpok Alpa dan Dilema Menyusui bagi Pejuang Kanker Payudara: Amankah untuk Bayi?
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!