Suara.com - Masalah neurologis pada pasien Covid-19 memang umum terjadi. Kondisi ini juga bisa menjadi salah satu gejala jangka panjang Covid-19 atau Long Covid.
Melansir dari Healthshots, beberapa orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 mengalami delirium, mereka merasa bingung, disorientasi, cemas, depresi, mengalami Insomnia, dan gelisah.
Tidak hanya itu, beberapa mengalami gangguan kognitif ini berbulan-bulan setelah mereka sembuh total dari infeksi.
Covid-19 dapat merusak otak secara langsung dengan menyebabkan ensefalitis (radang otak) dengan tingkat keparahan apapun. Ini sendiri dapat memiliki efek buruk pada pasien yang juga dapat menyebabkan stroke pada semua kelompok umur.
Covid-19 pada otak dapat menyebabkan peradangan sistemik yang dapat menyebabkan kerusakan neurologis tidak langsung. Sebelumnya, orang dengan penyakit penyerta dan berusia di atas 65 tahun lebih berisiko, tetapi sekarang dengan varian baru, banyak bukti bahwa kondisi ini bahkan terjadi pada orang yang lebih muda.
Berikut dua tipe masalah otak yang dipengaruhi oleh Covid-19, antara lain:
1. Dampak jangka pendek Covid-19 pada otak
Ensefalitis dengan tingkat keparahan apa pun, meninggalkan kerusakan residual sementara atau permanen pada fungsi kognitif dan otak lainnya. Stroke otak iskemik akut terlihat pada semua kelompok umur pasien dengan atau tanpa komorbiditas.
2. Dampak jangka panjang
Baca Juga: 37 Pasien Covid-19 Anak-anak Dirawat di Wisma Atlet JSC Palembang
Gangguan kognitif terlihat pada pasien dengan infeksi covid-19 yang berlangsung hingga 4 hingga 7 bulan. Banyak penelitian diperlukan untuk melihat efek jangka panjang pada jaringan saraf.
Sebuah studi Italia jangka panjang mengungkapkan bahwa pasien tersebut yang tidak memiliki gejala gangguan kognitif selama infeksi mengembangkan masalah kognitif setelah enam bulan dari pemulihan.
Hampir 37,4 persen kasus mengalami defisit kognitif dan hiposmia (penciuman menurun).
Terlepas dari ini, orang-orang telah melaporkan kabut otak dan beberapa sakit kepala jangka panjang yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Itu tampaknya menjadi fenomena yang cukup umum pada pasien yang mengalami Long Covid.
Kelelahan, masalah ingatan, kurang konsentrasi atau masalah tidur, nyeri otot atau sakit kepala bisa menjadi salah satu gejaa. Selain itu, kehilangan penciuman, rasa depresi atau kecemasan, pusing yang menetap dan memburuk setelah aktivitas fisik.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental