Suara.com - Varian baru virus corona Covid-19 terus bermunculan. Hingga saat ini, tercatat ada empat varian baru yang dikategorikan sebagai variant of concern (VoC) yang terdeteksi di Indonesia, yakni varian Delta, Alfa, Gamma dan Beta.
Varian Delta pertama terdeteksi dari sampel yang diambil pada bulan Januari lalu di Jakarta dan Palembang. Sifatnya yang mudah menular menyebabkan cepat menyebar ke 16 provinsi dan membuat sistem kesehatan di Indonesia kewalahan.
Banyak orang mungkin bertanya-tanya, apakah varian baru virus corona Covid-19 selalu lebih berbahaya dan menular?
Dikutip dari Medical Daily, virus bermutasi dari waktu ke waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka dan meningkatkan kelangsungan hidupnya.
Sebuah varian baru mungkin lebih atau kurang berbahaya daripada strain lain tergantung pada mutasi dalam kode genetiknya. Mutasi dapat memengaruhi atribut seperti seberapa menular varian virus, bagaimana ia berinteraksi dengan sistem kekebalan, atau tingkat keparahan gejala yang dipicunya.
Varian delta dilaporkan hampir dua kali lebih menular daripada strain sebelumnya dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah di antara mereka yang tidak divaksinasi.
Viral load dari mereka yang terinfeksi dengan varian Delta, yang berarti jumlah virus yang terdeteksi dari saluran hidung dari orang yang terinfeksi, juga dilaporkan lebih dari 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan pada mereka yang terinfeksi dengan bentuk asli dari SARS-CoV-2.
Bukti terbaru juga menunjukkan bahwa orang yang tidak divaksinasi dan divaksinasi membawa viral load yang serupa, yang selanjutnya berkontribusi pada sifat menular dari varian ini.
Dikutip dari DW Indonesia, pakar penyakit menular atau epidemiolog dan dosen di Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan virus akan mengalami kecacatan atau mutasi kecil setiap kali ia berpindah inang.
Baca Juga: Wali Kota Pontianak: Lonjakan Kasus Covid-19 Karena Varian Delta
Sebagai dampaknya, virus tersebut bisa melemah atau justru menguat. Dicky pun menjelaskan bahwa peluang virus untuk berubah menjadi ganas akan meningkat jika terus menyebar.
"Ketika penyebaran Covid-19 semakin tidak terkendali maka potensi mutasi akhirnya akan melahirkan varian baru yang merugikan masyarakat. Pada negara-negara yang menghasilkan varian mutasi baru ini, umumnya positivity rate-nya jauh di atas 10 persen. Artinya sangat tidak terkendali," ungkapnya kepada DW Indonesia.
Lebih lanjut Dicky mengatakan ada tiga indikator yang dapat membuat varian baru masuk menjadi kategori varian yang mengkhawatirkan. Yakni seberapa cepat dia menular, apakah virusnya menyebabkan gejala parah bahkan mengakibatkan kematian serta apakah dia menurunkan efikasi antibodi yang tercipta di badan setelah divaksin.
Dengan sifat virus corona Covid-19 yang mudah bermutasi ini, penting untuk mencegah terciptanya varian baru yang berpotensi lebih ganas. Untuk menghambatnya, adalah dengan membatasi pergerakan dan mematuhi semua protokol kesehatan.
Tak cuma masyarakat yang datang dan dari luar negeri atau terinfeksi Covid-19, mereka yang melakukan perjalanan antar provinsi juga perlu melakukan isolasi mandiri, menurut Dicky.
"Kalau dia belum divaksin perlu isoman (isolasi mandiri) selama 10-14 hari sedangkan bagi yang sudah divaksin cukup karantina di rumah selama 7 hari sebelum masuk kantor lagi. Jangan kurang dari itu," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah