Suara.com - Gagal jantung merupakan masalah kardiovaskular yang terjadi ketika jantung tidak memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera karena berisiko mengancam jiwa.
Tapi, sebuah studi oleh National Institute for Health Research menemukan obat yang biasanya diresepkan untuk pasien fibrosis paru atau virus corona Covid-19, yakni Pirfenidone bisa membantu mengobati pasien gagal jantung.
Gagal jantung dengan fraksi ejeksi yang diawetkan (HFpEF), juga disebut gagal jantung diastolik.
Gagal jantung diastolik adalah sindrom klinis yang terjadi ketika bilik kiri bawah (ventrikel kiri) tidak bisa terisi dengan baik oleh darah selama fase diastolik.
Fraksi ejeksi berfungsi mengukur seberapa banyak darah di dalam ventrikel yang dipompa keluar dengan setiap kontraksi.
Nick Hartshorne-Evans, pendiri kelompok kampanye Pumping Marvellous, mengatakan peningkatan kualitas hidup juga sangat penting bagi pasien gagal jantung.
"Hanya ada sedikit pilihan pengobatan HFpEF. Bahkan National Institute for Health and Care Excellence tidak memiliki pedoman khusus mengenai hal tersebut," kata Nick Hartshorne-Evans dikutip dari Express.
Dalam percobaan baru-baru ini, 47 pasien dengan HFpEF diberi tablet pirfenidone setiap hari selama satu tahun.
Beberapa pasien pun menjalani pemindaian MRI jantung dan pasien yang memiliki bukti jaringan parut jantung diminta mengonsumsi pirfenidone atau plasebo setiap hari.
Baca Juga: Bisakah Anda Terinfeksi 2 Varian Virus Corona Covid-19?
Setelah satu tahun pasien menjalani pemindaian, jaringan parut pada jaringan jantung telah menurun rata-rata 1,21 persen.
Dokter Chris Miller dari University of Manchester dan konsultan ahli jantung di Manchester University NHS Foundation Trust, mengatakan gagal jantung adalah penyakit yang cukup mematikan seperti kanker.
Tapi, pengurangan jaringan parut jantung bisa mengurangi tingkat kematian dan risiko rawap karena gagal jantung.
Peningkatan etensi cairan memberikan dukungan untuk jaringan parut jantung memiliki peran kausal dalam gagal jantung dan menjadi target pengobatan yang efektif.
Menurut British Heart Foundation, ada tiga gejala utama gagal jantung antara lain:
- Sesak napas saat beraktivitas atau istirahat
- Kaki bengkak, pergelangan kaki, perut dan sekitar daerah punggung bawah akibat penumpukan cairan
- Kelelahan, karena tidak ada cukup darah dan oksigen yang masuk ke otot
Lima puluh persen pasien gagal jantung akan meninggal karena gagal jantung progresif, sedangkan sisanya akan meninggal mendadak karena aritmia dan kejadian iskemik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia