Suara.com - Penyakit katarak menjadi salah satu gangguan penglihatan paling banyak dialami kedua di dunia. Bahkan, katarak bisa menimbulkan kebutaan.
Bagi pasien katarak, operasi dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasinya. Salah satu yang terbaru dengan Teknik Fakoemulsifikasi (Phaco Emulsification).
"Operasi katarak melalui teknik Fakoemulsifikasi merupakan pilihan terbaik saat ini yang hanya membutuhkan luka sayatan kecil dan proses penyembuhan yang relatif singkat, pun Siloam Hospitals Manado telah memiliki layananan bedah katarak Teknik Fakoemulsifikasi ini," ungkap dr Samuel dalam keterangannya, Jumat, (27/8/2021).
Dokter Samuel Malingkas yang juga Konsultan Infeksi Imunologi dari Rumah Sakit Siloam Manado itu melanjutkan, teknik Fakoemulsifikasi memiliki banyak banyak keuntungan.
Beberapa di antaranya ialah fungsi penglihatan menjadi lebih baik, keadaan refraksi stabil, berkurangnya reaksi peradangan pasca operasi, mengurangi pembengkakan kornea mata, mengurangi terjadinya katarak sekunder pada kapsul lensa, luka operasi kecil bahkan tersamar tidak terlihat.
"Namun operasi katarak melalui Fakoemulsifikasi ini memiliki tantangan tersendiri yang harus dipersiapkan pasien dan keluarga. Contohnya biaya yang masih cukup tinggi karena memerlukan tehnik operasi khusus, menggunakan lensa implantasi yang dilipat. Pun ada resiko terjadinya ruptur kapsul lensa pada katarak yang keras atau densitas," tutur Samuel mengingatkan.
Menurutnya, melakukan konsultasi pada dokter mata sebelum menetapkan keputusan operasi katarak adalah hal ideal.
Samuel menjelaskan, biaya operasi katarak yang tidak murah membuat banyak pasien menunda untuk segera operasi katarak. Padahal penundaan terhadap operasi katarak lambat laun dapat menyebabkan kebutaan pada penglihatan.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya perhitungan perbandingan mengenai biaya operasi katarak.
Baca Juga: Rentan Serang Lansia, Dokter Sebut Katarak Sebenarnya Mudah Diatasi
Perhitungan tersebut dapat dilakukan menggunakan perhitungan analisis efektifitas biaya atau Cost Effective Analysis (CEA) dengan metode Quality-Adjusted Life Years (QALY) atau penghitungan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup pasien dengan adanya intervensi dari penyedia pelayanan kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah