Suara.com - Kini, berbagai varian virus corona Covid-19 mulai merajalela dan lebih mematikan. Varian Delta pun salah satu varian virus coron paling berbahaya dan memprihatikan yang telah menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara.
Varian Delta (B.1.617.2) adalah varian virus corona sangat menular dan menyebar lebih cepat yang menjadi dominan di India, Inggris dan Amerika Serikat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilansir dari Times of India, replikasi virus corona Covid-19 ini merupakan proses alami. Tapi, suatu virus corona Covid-19 dengan satu atau lebih mutasi disebut varian.
Virus corona Covid-19 sendiri pun sudah bermutasi menjadi banyak strain, termasuk varian Delta (B.1.617.2) yang dianggap sebagai varian paling dominan sekarang ini.
Berlawanan dengan virus aslinya, mutasi bisa memiliki perbedaan dalam pengurutan genom yang memungkinkan virus melampaui atau menempel pada sel-sel sehat lebih mendalam.
Varian Delta pertama kali diidentifikasi di India, yang dianggap sebagai salinan antara mutasi E484Q dan L452R sehingga lebih menular dari strain aslinya.
Orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 asli biasanya mengembangkan gejala antara 5 dan 6 hari setelah terpapar. Mereka butuh waktu untuk menularkan virusnya ke orang lain.
Tapi, orang yang terinfeksi varian Delta akan mengalami gejala lebih cepat daripada sebelumnya. Banyak penelitian mengklaim varian Delta jauh lebih menular daripada strain aslinya.
Menurut penelitian, viral load yang lebih tinggi pada varian Delta inilah yang menyebabkan penyebaran virus lebih cepat. Viral load adalah jumlah partikel virus dalam darah orang yang terinfeksi. Viral load ini menentukan tingkat keparahan penyakit dan risiko penularan virus tersebut.
Baca Juga: Jepang Tangguhkan 1,63 Juta Vaksin Moderna karena Kontaminasi
Studi menunjukkan bahwa varian Delta mereplikasi dan mengalikan pada tingkat yang jauh lebih cepat daripada strain aslinya. Varian ini juga bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi parah, mengalami berbagai gejala, dan menyebabkan komplikasi serius.
Karena varian Delta menular lebih mudah dan menyebar lebih cepat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutnya sebagai 'Varian Perhatian' (VoC).
Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin menunjukkan hasil tes positif 2 hari sebelum Munculnya gejala.
Menurut penelitian dalam jurnal Nature, varian Delta dapat menularkan virus selama hampir 2 hari sebelum gejala muncul. Perubahan garis waktu inilah yang bisa menjadi alasan utama varian Delta sebagai penyebab lonjakan kasus virus corona di dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru