Suara.com - Hingga saat ini belum ada protokol pengobatan yang efektif dalam mengelola infeksi Covid-19. Namun, Tim Edukasi Media Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Afifah K. Vardhani, M.Si menyebut, beberapa herbal seperti habbatussauda terbukti memiliki potensi terapeutik terhadap infeksi virus. Sehingga, kata dia, ini dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan pada pasien Covid-19.
Habbatussauda mengandung senyawa aktif utama yaitu thymoquinone yang memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antivirus, anti mikroba, dan imunomodulator.
"Berdasarkan studi in vitro di Mesir, thymoquinone pada habbatussauda menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus SARS-CoV-2, serta mampu menghambat replikasi virus," jelasnya dalam siaran pers Kojima yang Suara.com terima Sabtu (28/8/2021).
Herbal yang terkenal dengan julukan ‘Penyembuh Segala Macam Penyakit’ ini, lanjut dr. Afifah, juga teruji secara klinis dapat meningkatkan respon imun, mengurangi respon peradangan, serta membantu mengurangi efek samping dari konsumsi obat-obatan medis.
Konsumsi madu selama masa pandemi juga dapat menjadi terapi tambahan Covid-19. Studi in vitro menunjukkan komponen chrysin, kaempferol, dan quercetin pada madu mampu menghambat masuknya virus ke sel inang dan menghambat replikasi virus.
Uji praklinis ini juga menyebutkan bahwa chrysin dan kaemferol membantu menghambat peradangan pada paru-paru. Lebih lanjut dr. Afifah menerangkan, penelitian di Pakistan menunjukkan kombinasi habbatussauda dan madu efektif mempercepat pemulihan pasien Covid-19.
Studi dilakukan pada tanggal 30 April – 29 Juli 2020, terhadap 313 pasien yang menderita Covid-19, di mana 210 pasien menderita gejala sedang dan 103 pasien menderita gejala berat. Studi dilakukan multisenter, terkontrol plasebo, dan secara acak. Sebanyak 157 pasien diberikan terapi tambahan (di luar obat konvensional yang diberikan) berupa habbatussauda (80 gr/ kbBB/ hari) yang dikombinasikan dengan madu (1 gr/kgBB/ hari). Sedangkan 156 pasien lainnya hanya diberikan obat konvensional dan plasebo.
Hasil menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan terapi tambahan habbatussauda dan madu mengalami peringanan gejala lebih cepat dibandingkan pasien plasebo (gejala sedang 4 hari vs 6 hari; gejala berat 6 hari vs 13 hari); pembersihan virus lebih cepat (gejala sedang 6 hari vs 10 hari; gejala berat 8,5 hari vs 12 hari), serta mengurangi angka kematian pada pasien gejala berat sebanyak 4 kali lebih rendah.
"Karena itu, konsumsi madu habbatussauda Kojima selama isolasi mandiri dan PPKM sangat baik untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas seluruh anggota keluarga. Kandungan madu dan habbatussauda dalam Kojima berfungsi sebagai imunostimulan yang memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh," tambah Astrid Adelaide, Senior Brand Manager Kojima.
Baca Juga: Syarat Isolasi Terpusat di KM Lawit bagi Pasien Covid-19 di Lampung
Selain itu, kata dia, Kojima juga mengandung buah kurma sebagai sumber nutrisi dan antioksidan tinggi yang baik bagi tubuh, serta tambahan asam jawa (tamarin) yang membuat rasanya enak dan menyegarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya