Suara.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, telah dimulai di sejumlah daerah pada awal September 2021 lalu. Pemerintah juga telah mengumumkan bahwa sekolah yang berada di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 hingga Level 3 diperbolehkan untuk menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Kebijakan ini merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 30, 31, dan 32 Tahun 2021. Keputusan pembukaan pembelajaran tatap muka ini tentu butuh persiapan, bukan hanya dari pihak sekolah tapi juga dari orangtua.
Lalu apa saja yang mesti dipersiapkan saat anak masuk sekolah saat pandemi? Cari tahu jawabannya dalam Focus Group Discussion yang akan diadakan Suara.com, Jumat (3/9/2021) pukul 15.00 WIB.
Dalam FGD bertajuk 'Anak Masuk Sekolah Saat Pandemi Apa yang Harus Disiapkan', Komisioner Bidang Pendidikan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Retno Listyarti, akan mengulas berbagai hal yang perlu disipakan sebelum si kecil berangkat ke sekolah.
Seperti diketahui, dalam survei yang dilakukan oleh KPAI dan diikuti oleh 86.286 partisipan menunjukkan bahwa dari 86.286 responden menyatakan kesediannya untuk di vaksin dengan angka capaian hingga 88 Persen, sedangkan yang ragu-ragu ada 9 Persen, dan yang menolak divaksin hanya sekitar 3 Persen responden saja.
Namun, dari yang menyatakan bersedia di vaksin tersebut, baru 36 Persen yang sudah beruntung mendapatkan vaksin, sedangkan 64 Persen diantaranya belum divaksin.
Dari jumlah 64 Persen yang belum divaksin tersebut, 57 Persen responden menyatakan belum divaksin karena belum berkesempatan mendapatkan vaksin. Kemungkinan data ini menggambarkan bahwa ada persoalan vaksinasi anak yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia.
Alasan responden bersedia di vaksin di antaranya adalah sebanyak 47 persen menyatakan bahwa keinginannya vaksin agar tubuhnya memiliki antibodi terhadap virus covid-19 sehingga jika tertular gejalanya menjadi ringan. Sebanyak 25 persen menyatakan memiliki kekebalan terhadap virus corona; dan 24 persen menyatakan agar segera dapat mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM), karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini dinilai kurang efektif, serta susah untuk dimengerti. Sedangkan 2 persen karena dibujuk orangtuanya, merasa ini kewajiban, dan 2 persen menjawab lainnya. Jawaban lainnya misalnya agar bisa bepergian ke mana saja, dan ada yang menyatakan agar terus dapat bantuan sosial dari pemerintah.
Baca Juga: Sekolah PTM di Bogor Terkendala Minimnya Capaian Vaksinasi Siswa
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030