Suara.com - Vagina memang menjadi salah satu bagian tubuh yang sensitif. Paling sering, vagina mengalami infeksi hingga jamur.
Namun selain infeksi dan jamur, vagina juga bisa mengalami pengelupasan kulit. Kondisi ini biasanya ringan, namun bisa mengganggu.
Melansir dari Healthshot, berikut beberapa penyebab yang memicu pengelupasan kulit di area vagina, antara lain:
1. Infeksi ragi
Infeksi ragi sangat umum terjadi, hampir setiap perempuan mengalami setidaknya sekali dalam seumur hidupnya. Infeksi ini terjadi karena pertumbuhan berlebih dari jamur Candida yang merupakan bagian dari flora vagina, sehingga tak perlu terlalu dikhawatirkan.
Masalah muncul ketika keseimbangan flora ini terganggu dan ada pertumbuhan berlebih. Beberapa tanda umum infeksi jamur vagina termasuk gatal, iritasi, rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan seks, dan keluarnya cairan seperti keju cottage berwarna abu-abu keputihan.
2. Dermatitis Kontak
Dermatitits kontak adalah ruam yang umumnya berkembang setelah area vagina Anda bersentuhan dengan iritan atau alergen, termasuk sabun, wewangian, deterjen, pelumas, dan lateks. Beberapa tanda umum dermatitis kontak termasuk munculnya ruam merah, gatal, lecet, mengelupas dan bengkak.
3. Eksim
Baca Juga: Vagina Terasa Gatal dan Terbakar, Coba 5 Pengobatan Rumahan Ini!
Eksim adalah kondisi peradangan kulit yang disebut dermatitis atopik. Dalam kebanyakan kasus, flare-up terjadi di lengan dan di belakang lutut, tetapi bisa juga terjadi di tempat lain.
"Beberapa gejala umum termasuk gatal, kekeringan, benjolan, pengelupasan, retakan dan kulit mengelupas di area vagina," kata Dr Sandhya Maheshwari, seorang ginekolog terkenal.
4. Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial terjadi ketika jenis bakteri tertentu tumbuh berlebihan di vagina. Beberapa aktivitas Anda bisa mengubah keseimbangan pH vagina, seperti ini termasuk hubungan seksual, menggunakan sabun wangi, dan sering melakukan douching.
5. Lichen sclerosus
Linchen sclerosus sebagian besar terlihat pada perempuan yang telah mencapai usia menopause dan terkadang pada gadis muda yang baru saja mencapai pubertas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat