Suara.com - Vagina kering memang umum dirasakan oleh perempuan. Kondisi ini, selain mengganggu juga bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Melansir dari Healthshots, banyak faktor yang dapat menyebabkan dinding vagina menjadi lebih tipis atau menurunkan kadar airnya. Kedua hal ini dapat menyebabkan kekeringan pada vagina yang ditandai dengan rasa tidak nyaman.
"Seseorang mungkin mengalami gatal-gatal, terbakar, kemerahan, ketidaknyamanan pada vagina, masalah kencing hingga sakit saat berhubungan seksual. Jadi, begitu kita mengetahui penyebab kekeringan pada vagina, kita dapat mencegah dan merawatnya," kata Dr Aruna Kalra, direktur, kebidanan & ginekologi, Rumah Sakit CK Birla, Gurugram.
Berikut adalah 3 penyebab paling umum vagina kering, antara lain:
1. Kekurangan estrogen atau kekurangan hormon
Salah satu penyebab paling umum dari kekeringan vagina adalah penurunan kadar estrogen. Dokter Kalra mengatakan bahwa kekurangan estrogen bisa terjadi setelah melahirkan atau selama menyusui.
"Kondisi ini juga dapat terjadi pada seseorang yang menjalani radioterapi atau kemoterapi untuk beberapa jenis kanker. Juga, pada mereka yang pascamenopause dan menopause setelah ovarium diangkat melalui pembedahan. Itulah beberapa penyebab di balik kekurangan hormon," ujar dokter Kalra.
2. Pil KB hormonal
Kekeringan vagina bisa menjadi efek samping hormonal dari beberapa metode pengendalian kelahiran seperti pil KB hormonal yang mengandung hormon estrogen atau progesteron.
Baca Juga: Jangan Pakai Air Liur untuk Pelumas Seks, Bisa Sebabkan Masalah di Vagina
Hal ini disebabkan karena pil KB menurunkan kadar testosteron perempuan yang diproduksi oleh ovarium di mana menyebabkan kekeringan pada vagina.
3. Penggunaan beberapa jenis obat-obatan
Beberapa jenis obat juga menyebabkan kekeringan pada vagina. Jika Anda menggunakan krim anti-estrogen untuk fibroid rahim, untuk endometriosis, atau jika Anda menggunakan obat anti-alergi untuk pilek, Anda dapat mengalami kekeringan pada vagina.
"Kekeringan pada vagina juga dapat disebabkan oleh banyak obat lain seperti antidepresan," kata Dr Kalra.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah