Suara.com - Orang lanjut usia (lansia) yang terisolasi secara sosial atau kesepian, serta dirawat di unit perawatan intensif (ICU) lebih berisiko alami kematian.
Mereka juga lebih mungkin mengalami kecacatan setelah dipulangkan dibandingkan dengan mereka yang lebih terhubung dengan keluarga atau teman.
Melansir dari Medical Xpress, penelitian dari Universitas Yale tersebut menekankan kebutuhan hubungan sosial pada orang yang dirawat di ICU.
Studi yang diterbitkan 7 September di jurnal JAMA Internal Medicine ini menggambarkan kebutuhan rumah sakit untuk mengidentifikasi pasien yang lebih tua yang tidak memiliki jaringan sosial. Kemudian menghubungkan mereka dengan program yang dirancang untuk memberikan dukungan individu yang terisolasi.
Pasien di atas 65 tahun lebih cenderung memiliki masalah fungsional seperti masalah berpakaian atau berjalan setelah keluar dari rawat inap yang termasuk tinggal di ICU. Lebih dari satu per tiga tiga dari mereka yang mengalami sedikit koneksi sosial meninggal dalam waktu tiga tahun setelah keluar.
"Pekerjaan kami difokuskan pada pemahaman dan peningkatan pemulihan fungsional orang dewasa yang lebih tua yang selamat dari ICU," kata Dr. Lauren E. Ferrante, seorang dokter paru dan perawatan kritis di Yale School of Medicine dan penulis senior makalah ini.
"Kami tahu dari penelitian sebelumnya bahwa orang dewasa yang lebih tua lebih menghargai kemandirian fungsional daripada bertahan hidup."
Setiap peningkatan skor isolasi sosial berhubungan dengan peningkatan risiko kecacatan fungsional dan kematian.
Orang dewasa tua yang paling terisolasi secara sosial memiliki beban kecacatan fungsional 50 persen lebih tinggi pada tahun setelah masuk ICU dan risiko kematian 119 persen lebih besar.
Baca Juga: Ditemui Komunitas Panti Jompo Keliling, Lansia Kakak Beradik Kondisinya Bikin Warganet Iba
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional