Suara.com - Kekayaan tanaman obat Indonesia memang tidak diragukan lagi. Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM RI bahkan mengungkap bahwa Indonesia punya 32.000 ramuan obat tradisional yang sudah diakui manfaatnya dan biasa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Hal ini diungkap Reri Indriani, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetika BPOM, berdasarkan Riset Tumbuhan dan Jamu atau Ristoja 2017 oleh Kementerian Kesehatan RI.
"Ada 32.000 ramuan pengobatan tradisional, sudah merupakan ramuan dan didukung 2.848 spesies tumbuhan yang sudah terindentifikasi sebagai bahan obat tradisional, jadi sudah ada dokumentasinya," ujar Reri dalam acara webinar Mengenal Jamu Nusantara, Rabu (8/92021).
Reri menjelaskan, dari seluruh penjuru Indonesia yang terbagi wilayah timur, tengah, dan barat masing-masing memiliki potensi pengobatan tradisional.
Perlu diingat, pengobatan tradisional yang dimaksud tidak sekadar jamu dari tanah Jawa seperti meniran, sambiloto, temulawak, beras kencur dan sebagainya.
Namun, ada sederet pengobatan tradisional Indonesia lainnya yang juga perlu diperkenalkan, seperti minyak gosok asal Sumatera yang diproduksi dari tanaman kearifan lokal.
Suku Dayak di Kalimantan terkenal dengan kayu bajakah, lalu pengolahan minyak kayu putih di Maluku, tanaman asli Papua tanah merah dan sarang semut, serta masih banyak lagi yang lainnya.
Menurut Reri, beragam pengobatan lokal ini perlu dirangkum dalam dokumentasi ramuan etnomedicine dalam sistem medis tradisional, yang di dalamnya melampirkan bukti empiris serta manfaatnya untuk masyarakat umum.
Terlebih, kata Reri, pandemi Covid-19 meningkatkan permintaan pengobatan berbasis alam atau herbal tradisional melonjak tajam, dan ini harus dimanfaatkan Indonesia.
Baca Juga: Ini Herbal Racikan Asli Tanah Kalimantan, Latitaka Borneo, yang Tembus Pasar Turki
"Pengobatan berbasis kearifan lokal berdasarkan etnis, termasuk jamu, merupakan warisan bangsa bernilai tinggi. Jadi perlu dilestarikan, jangan sampai diklaim suatu negara. Siapa lagi yang akan melestarikan dan mempromosikan kalau bukan kita sendiri," tuturnya.
Proses dokumentas ramuan dan tumbuhan potensi obat tradisional ini memang tidak mudah. Sehingga perlu didampingi, diseriusi, dan diawasi agar sesuai harapan.
Ditambah, pengobatan tradisional ini juga perlu pendampingan bukti empiris lewat penelitian, sehingga khasiatnya bukan lagi berdasarkan asumsi tapi ada jejak empiris yang perlu ikut terdokumentasi.
"Kami fokuskan awal tahun ini kumpulkan dokumen empiris, yang ada di 33 balai dan 40 lokasi penelitian obat dan jamu. Kami saring bagaimana data dokumentasi empiris memadai atau mencukupi. Jadi, jangan tanpa informasi dari mulut ke mulut tanpa dokumentasi yang utuh," pungkas Reri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis