Suara.com - RSV salah satu jenis virus yang berisiko menyerang anak-anak. Selama masa pembatasan sosial akibat pandemi virus corona Covid-19, anak-anak akan lebih rentan terinfeksi virus RSV.
Karena, kekebalan orang dewasa dana anak-anak mengalami penurunan selama masa pembatasan sosial dan penguncian akibat virus corona Covid-19.
"Musim dingin ini bisa meningkatkan munculnya penyakit musiman, seperti pilek dan flu. Sehingga sangat penting untuk meningkatkan kekebalam alami selama pandemi virus corona Covid-19," kata Dr Yvonne Doyle, direktur medis di Public Health England dikutip dari The Sun.
Dr Yvonne Doyle pun mengingatkan pentingnya tetap melakukan kebiasaan baik setelah pandemi virus corona Covid-19 berlalu nantinya. Karena, cara ini bisa melindungi diri sendiri dan orang lain di sekitar.
Kebiasaan baik ini termasuk mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker untuk mencegah partikel virus menyebar ke orang lain, mencuci tangan dan tidak bertatap muka dengan orang lain bila sedang tidak sehat.
RSV adalah virus yang sangat umum dan hampir semua anak terinfeksi ketika mereka berusia 2 tahun. Pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, gejala RSV termasuk batuk, pilek, pilek dan demam .
Tingkat kasus positif RSV pun telah mencapai puncaknya sekitar 16 persen pada tahun 2021 ini, terutama pada bulan Juli 2021. Meskipun telah turun sedikit, para ahli memperkirakan kasus RSV ini akan meningkat seiring datangnya musim dingin.
Dalam beberapa kasus, RSV dapat mengancam jiwa. Beberapa anak di bawah usia dua tahun, terutama yang lahir prematur atau memiliki masalah kesehatan jantung bisa menderita penyakit serius.
RSV dapat berkembang menjadi bronkiolitis, infeksi inflamasi pada saluran udara bagian bawah yang dapat membuat seseorang sulit bernapas.
Baca Juga: Benarkah Virus Corona Covid-19 akan Menjadi Covid-22? Ini Kata Ahli!
Faktor risiko lain untuk bronkiolitis adalah tidak disusui, terpapar perokok, dan memiliki saudara kandung di sekolah. Bronkiolitis biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah sekitar dua minggu dan Anda bisa merawat Anda di rumah dengan cara yang sama seperti pilek.
NHS mengatakan sekitar 1 dari 3 anak di Inggris akan mengembangkan bronkiolitis selama tahun pertama kehidupan mereka. Kondisi ini paling sering mempengaruhi bayi antara usia tiga dan enam bulan.
“Pada usia dua tahun, hampir semua bayi akan terinfeksi RSV dan hingga setengahnya akan menderita bronkiolitis," jelas NHS.
Gejala awal bronkiolitis mirip dengan flu biasa, tetapi bisa berkembang selama beberapa hari, seperti demam tinggi, batuk kering terus-menerus, kesulitan makan, pernapasan yang cepat dan mengi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat