Suara.com - Pembiayaan upaya promotif dan preventif bidang kesehatan dinilai masih terlalu rendah dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
Menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, pihaknya pun mendorong agar program JKN lebih diarahkan pada kegiatan promotif dan preventif, dan mengurangi pembiayaan kuratif di rumah sakit.
"Kita memang lihat bahwa akses lewat jaminan sosial lumayan besar dari Rp 490 triliun, sebanyak Rp 113 triliun lewat sana dan hampir semuanya memang sebagian besar jatuhnya ke rumah sakit," kata Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri agenda Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI.
Budi mengatakan tantangan Kementerian Kesehatan saat ini adalah menyeimbangkan belanja kesehatan secara nasional di sektor swasta, individu, pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun jaringan sosial agar mencapai efektivitas dan efisiensi yang paling baik dalam menciptakan manusia yang sehat dan sejahtera.
Budi mengatakan dominasi kebijakan pada aktivitas kuratif atau penyembuhan penyakit dapat menurunkan aktivitas yang berkaitan dengan program promosi kesehatan (promotif) maupun tindakan pencegahan penyakit (preventif).
"Kami melihat dengan adanya mekanisme pembayaran ke Puskesmas melalui kapitasi yang dihitung per orang, sehingga para tenaga kesehatan yang ada di puskesmas yang memang tugas utamanya pada saat didesain pertama kali adalah untuk melakukan kegiatan promotif, preventif berkurang aktivitasnya," ujarnya.
Budi mengatakan kegiatan promotif preventif lebih efektif dan efisien secara jangka panjang sebab memberikan dampak yang lebih besar.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Keuangan sedang merapikan rencana strategis sistem kesehatan nasional yang porak poranda akibat pandemi COVID-19 dengan melakukan transformasi dari sisi pelayanan primer dan sistem pembiayaan kesehatan, kata Budi menambahkan.
"Yang pertama kami ingin memastikan bahwa perumusan manfaat JKN nanti ini ke depannya konsisten dengan pemikiran bahwa kita harus lebih banyak melakukan intervensi di promotif-preventif. Kita ingin dorong ke arah sana," katanya.
Baca Juga: Bertambah Lagi, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kini jadi 543 Orang
Contoh kegiatan terkait hal tersebut, kata Budi, di antaranya penambahan pemberian imunisasi kepada masyarakat, peningkatan skrining penyakit, hingga kapitasi bagi petugas puskesmas.
"Misalnya saja, tadinya imunisasinya hanya 11, kita mau naikkan di 14. Proses skrining yang dulu jarang dilakukan, sekarang kita berikan itu termasuk orang-orang contohnya sangat banyak sakit kanker. Kita bikin banyak rumah sakit dan obat buat kanker. Akan lebih baik kalau skriningnya dilakukan lebih baik, sangat jauh lebih murah dan jauh lebih nyaman juga bagi masyarakatnya," katanya.
Kemenkes juga mengusulkan agar sistem kapitasi atau besaran pembiayaan per bulan di puskesmas selain berbasis jumlah orang, juga berbasis aktivitas.
"Jadi makin banyak yang divaksin, semakin banyak dapatnya dia. Makin banyak dia mengunjungi ibu dan anak, makin banyak juga dia dapatnya. Makin banyak yang bersangkutan mengawasi pertumbuhan anak untuk stunting, makin banyak juga Puskesmas itu akan dapat, sehingga benar-benar nanti arahnya ke aktivitas yang sifatnya promotif dan preventif," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Menkes Dorong Ibu Jadi Dokter Keluarga, Fokus Perawatan Sejak di Rumah
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan