Suara.com - Australia dikabarkan akan mengakhiri masa lockdwon di kota terbesarnya, Melbourne, pada akhir Oktober mendatang. Langkah itu baru akan diambil jika target vaksiansi Covid-19 di negara tersebut memenuhi.
Mengutip laman Medical Express, sekitar lima juta orang di Melbourne telah menjalani lockdown pada 5 Agustus lalu. Kebijakan ini merupakan lockdown ke enam yang dialami semasa pandemi Covid-19.
Pejabat negara bagian Victoria mengumumkan, perintah ini akan dicabut ketika 70 persen orang berusia di atas 16 tahun telah divaksinasi penuh. Target ini akan tercapai sekitar pada 26 Oktober mendatang.
“Penguncian akan berakhir. Dan alasan terbatasnya keluar rumah dan jam malam tidak akan berlaku lagi,” ungkap Perdana Menteri Victoria, Dan Andrews.
Dikabarkan, restoran dan pub di Australia akan dibuka kembali. Akan tetapi ada aturan yang mesti dipenuhi, yaitu pengunjung hanya diisi maksimal 50 orang yang sudah divaksinasi lengkap.
Walau dikabarkan masa lockdown akan berakhir di akhir Oktober mendatang, bila cakupan vaksinasi meningkat 8 persen, sekitar 5 November penduduk Melbourne baru menikmati masa kebebasannya secara penuh. Termasuk tidak memakai masker saat di luar ruangan, berkunjung ke rumah, dan pilihan bekerja dari kantor.
Andrews mengatakan, sistem layanan kesehatan kemungkinan berada di bawah tekanan kuat, di mana sistem ini sebagai akibat dari perubahan untuk berjaga-jaga. Namun, pembukaan kembali akan membantu Melbourne menormalkan respons virusnya.
“Kami tidak dapat menekan virus ini secara terus-menerus atau permanen. Lockdown adalah cara untuk melindungi serta mendorong program vaksinasi sebesar 70 dan 80 persen,” ungkap Andrews.
Sebelumnya, Melbourne dikabarkan telah menghabiskan hampir empat bulan lockdown pada tahun lalu. Ditambah telah mencatat ratusan kasus baru setiap harinya, meski sudah diimbangi dengan aturan pembatasan yang ketat.
Baca Juga: 11 Potret Jinjin ASTRO, Si Angelic Smile yang Terkena Covid-19
Demi melancarkan masa akhir lockdown, Australia kini terus berjuang untuk menahan varian Delta, di mana varian ini disebut lebih cepat menular. Maka dari itu, pemimpin negara setempat menyatakan perlu gerakan program vaksinasi secara penuh. Semakin tinggi tercapainya target vaksinasi, maka kesempatan pelonggaran pembatasan akan tercapai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?