Suara.com - Sering menghabiskan waktu untuk keluarga secara signifikan bisa meningkatkan kebahagiaan orangtua yang pada akhirnya baik untuk kesehatan mental mereka. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sociology.
Melansir dari Medical Xpress, penelitian dari UCL ini menganalisis data dari 236 pasangan di Inggris.
Mereka menemukan bahwa ayah sering dilaporkan menikmati waktu keluarga lebih dari ibu. Orangtua yang lahir pada 1980-an dengan usia rata-rata 35 tahun, ditanyai serangkaian pertanyaan tentang apa yang mereka lakukan dengan waktu mereka dan seberapa besar mereka menikmatinya.
"Waktu bersama keluarga dengan anak-anak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesejahteraan ibu dan ayah. Namun, waktu yang dihabiskan bersama pasangan tanpa anak memiliki efek paling positif pada orangtua," ujar Penulis studi Dr. Giacomo Vagni (UCL Institute of Education).
"Sebagian alasan peningkatan kebahagiaan ini berasal dari aktivitas yang dilakukan keluarga bersama seperti membaca atau bermain game, namun kebersamaan sebagai keluarga secara signifikan terkait dengan kesejahteraan sehari-hari. Ini menunjukkan pentingnya tatap muka menghadapi interaksi untuk kebahagiaan," imbuhnya.
Studi ini menyoroti bahwa waktu yang dihabiskan ayah bersama anak-anak mereka memainkan peran penting dalam membentuk kesejahteraan mereka, dan ayah terpengaruh secara negatif dengan tidak bersama anak-anak mereka di akhir pekan.
Temuan menunjukkan bahwa ayah memiliki lebih banyak waktu luang daripada ibu di akhir pekan, bahkan ketika keluarga sedang bersama.
Pada hari kerja selama waktu keluarga, ibu melakukan pengasuhan anak rata-rata 38 menit dibandingkan dengan 29 menit untuk ayah, dan pada akhir pekan, mereka melakukan 70 menit pengasuhan anak dibandingkan dengan 57 menit untuk ayah.
"Menariknya, kami menemukan bahwa ayah lebih menikmati waktu keluarga daripada ibu. Hal ini dapat dijelaskan dengan pembagian kerja di rumah, dengan ibu melakukan lebih banyak pekerjaan rumah selama waktu keluarga mereka mengurangi rasa bahagia tersbeut," ujar Dr Vagni.
Baca Juga: Dampak Buruk Terjebak Hubungan Toksik: Sering Nangis Hingga Kesehatan Mental Turun
"Ketika kita memperhitungkan pembagian tugas yang tidak merata, perbedaan kenikmatan antara ibu dan ayah menghilang. Studi ini menyoroti bagaimana ibu masih menanggung bagian yang tidak proporsional dari pekerjaan rumah tangga dan perawatan dan bahkan ketika keluarga menghabiskan waktu bersama," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat