Suara.com - Penuaan berdampak pada seluruh fungsi tubuh, termasuk otak. Dalam hal ini, semakin bertambahnya usia otak akan mengembangkan gumpalan protein abnoemal yang jadi ciri khas penyakit alzheimer.
Melansir dari Medical Express, para peneliti di Rush University Medical Center telah menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua dapat mengambil manfaat dari diet khusus yang disebut diet MIND. Pola makan ini akan tetap bermanfaat bahkan ketika seseorang sudah mengembangkan simpanan protein yang dikenal sebagai plak dan kusut amiloid di otak.
Plak dan kusut adalah patologi yang ditemukan di otak yang menumpuk di antara sel-sel saraf dan biasanya mengganggu kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
Diet MIND adalah gabungan dari diet Mediterania dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Studi penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa diet MIND dapat mengurangi risiko seseorang terkena demensia penyakit Alzheimer.
Sekarang sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa peserta dalam penelitian yang mengikuti diet MIND di kemudian hari tidak memiliki masalah kognisi. Penelitian ini telah diterbitkan pada Journal of Alzheimer's Disease.
"Beberapa orang memiliki cukup plak dan kusut di otak mereka untuk memiliki diagnosis postmortem penyakit Alzheimer, tetapi mereka tidak mengembangkan demensia klinis dalam hidup mereka," kata Klodian Dhana, MD, Ph.D., penulis utama makalah dan asisten profesor di Divisi Geriatri dan Pengobatan Paliatif di Departemen Penyakit Dalam di Rush Medical College.
"Beberapa memiliki kemampuan untuk mempertahankan fungsi kognitif meskipun akumulasi patologi ini di otak dan penelitian kami menunjukkan bahwa diet MIND dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih baik secara independen dari patologi otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer," imbuhnya.
Untuk mendapatkan manfaat dari diet MIND, Anda perlu makan setidaknya tiga porsi biji-bijian, sayuran berdaun hijau, dan satu sayuran lainnya setiap hari. Mereka juga bisa konsumsi segelas anggur, ngemil kacang-kacangan setiap hari atau lebih, makan unggas dan buah beri setidaknya dua kali seminggu dan ikan setidaknya sekali seminggu.
Anda juga harus membatasi asupan makanan tidak sehat yang ditentukan, membatasi mentega hingga kurang dari satu setengah sendok teh sehari dan makan kurang dari satu porsi makanan manis dan kue kering dalam seminggu, keju utuh, dan makanan yang digoreng atau cepat saji.
Baca Juga: Kenali Penyakit Alzheimer yang Merusak Otak
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?