Suara.com - Infeksi Covid-19 telah mewabah di seluruh dunia selama 21 bulan. Selama itu, total kasus Covid-19 secara global telah mencapai 232,58 juta tersebar di 221 negara.
Dikuti dari Worldometers, per Senin (27/9) pukul 07.00 WIB, jumlah orang meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19 tercatat lebih dari 4,76 juta jiwa. Hingga saat ini ada sekitar 18,61 juta orang di dunia yang masih positif Covid-19, sebanyak 93.262 orang di antaranya dalam kondisi kritis.
Meski telah ditetapkan sebagai pandemi sejak Maret 2020 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun asal usul mengenai virus corona SARS COV-2 itu belum bisa diungkapkan dan semakin banyak perdebatan antar ilmuwan.
Untuk memastikannya lagi, WHO akan membuat tim baru untuk lakukan penyelidikan kembali tentang asal-usul virus Covid-19 di Wuhan. Tim baru itu akan terdiri dari 20 ilmuwan, sebagaimana diberitakan Wall Street Journal pada Minggu (26/9).
WHO sebelumnya telah membuat tim penyelidikan yang bahkan lakukan kunjungan ke laboratorium di Wuhan, China, pada Februari 2021. Namun, data yang diberikan oleh para ilmuwan China tidak cukup untuk mencapai kesimpulan.
Tim akhirnya dibubarkan setelah kunjungan tersebut. Sementara anggota tim penyelidikan yang baru dipilih pada akhir pekan ini.
"Prioritas tim harus data dan akses di negara tempat laporan pertama diidentifikasi," kata pejabat WHO kepada Journal.
WHO telah mengirimkan proposal penelitian ke China sejak Juli lalu. WHO mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul virus corona di China, yang mencakup semua laboratorium dan pasar di Wuhan.
Rencana tersebut ditanggapi dengan respon terkejut oleh Wakil kepala komisi kesehatan China Zeng Yixin.
Baca Juga: Bermanfaat Sebelum & Sesudah Vaksinasi Covid-19, Pakar Ungkap Cara Tepat Memilih Herbal
Zeng terkejut membaca proposal WHO yang masih ingin lakukan studi fase kedua tentang asal usul Covid-19 di China. Menurutnya, tindakan itu arogan dan kurang menghormati akal sehat.
Dilansir dari Global Times, Zeng mengatakan bahwa China telah menyerahkan rekomendasi penelusuran asal Covid-19 fase-2 kepada WHO.
Ia berkeyakinan bahwa studi tersebut harus didasarkan pada studi bersama WHO-China. Zeng juga menegaskan bahwa seharusnya studi itu dilakukan di lebih banyak tempat di seluruh dunia setelah konsultasi penuh dengan negara-negara anggota, kata Zeng.
Ia mengatakan bahwa penelitian tahap kedua tidak boleh dilakukan di tempat-tempat yang sudah diperiksa pada penelitian tahap pertama, terutama tempat-tempat yang sudah mendapatkan kesimpulan yang jelas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online