Suara.com - Kasus flu yang lebih meningkat selama pandemi virus corona Covid-19 menimbulkan kekhawatiran. Kondisi ini seringkali dijuluki dengan istilah twindemic.
Tapi, orang sakit flu sekarang ini terlihat lebih lama dan sulit sembuhnya. Padahal, orang sakit flu biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan medis.
Pada ahli pun menduga kasus flu yang lebih berat sekarang ini disebabkan oleh vaksinasi yang buruk. Banyak orang masih mengabaikan pentingnya vaksin flu dan vaksinasi lainnya.
Sedangkan tahun-tahun sebelum pandemi virus corona, orang cenderung memiliki kesadaran dan kewaspadaan yang tinggi sehingga kasus flu cukup rendah.
Terlebih dalam situasi sekarang, banyak orang cukup berpuas diri setelah vaksinasi sehingga mengabaikan kebersihan masker dan tindakan pencegahan lainnya di tengah prevalensi virus pernapasan yang sedang tinggi.
Umumnya dilansir dari Times of India, waktu paparan flu lebih pendek daripada virus corona Covid-19. Karena, gejala flu bisa muncul 2-4 hari setelah paparan dan cenderung berlangsung selama 7-10 hari di antara prang yang sehat.
Gejala flu yang berlangsung selama seminggu dianggap sebagai waktu rata-rata bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan patogen penyebab flu dan membangun antibodi kembali.
Orang yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya, seperti diabetes, masalah imunosupresan atau tekanan darah tinggi mungkin juga membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dan mengalami gejala penyakit selama lebih dari seminggu,
Saat ini, semua orang perlu mewaspadai kesehatan tubuhnya dan tidak hanya fokus pada risiko infeksi virus corona Covid-19. Karena, pandemi virus corona bisa membuat kita terlena dengan ancaman virus lain, termasuk flu.
Baca Juga: Ahli Vaksin AstraZeneca: Covid-19 Akan Melemah dan Seperti Flu Biasa
Infeksi virus corona Covid-19 ini tidak hanya membuat semua orang bingung membedakan gejalanya dengan penyakit lain, tetapi juga bisa memperpanjang waktu diagnostik dan penyembuhannya.
Apalagi, pandemi virus corona Covid-19 ini juga melemahkan kekebalan tubuh kita secara tak langsung. Hal ini perlu diwaspadai, karena Anda mungkin lebih rentan terkena penyakit ketika kembali beraktivitas normal.
Bahkan, sekarang dokter telah memperingatkan bahwa ada varian baru yang disebut DENV-2 yang tidak hanya menyebabkan infeksi parah tetapi juga memicu masalah kesehatan serius.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah