Suara.com - Skandal kesehatan kembali terjadi di Brasil, di tengah pergolakan tentang vaksinasi COVID-19 yang belum juga usai.
Sebuah jaringan rumah disebut menyembunyikan penyebab kematian pasien COVID-19. Diduga, pasien meninggal karena melalui pengobatan ajaib yang tidak mendapat izin.
Melansir ANTARA, pengacara para dokter yang mengungkap tindakan itu mengatakan jaringan RS Prevent Senior mencoba pengobatan yang belum teruji pada sejumlah pasien COVID-19 lanjut usia tanpa sepengetahuan mereka.
Percobaan tersebut dilakukan untuk membuktikan keampuhan pengobatan yang direkomendasikan Presiden Jair Bolsonaro.
Sedikitnya sembilan orang meninggal dalam uji coba pada Maret-April 2020, namun datanya diubah untuk menutupi penyebab kematian, kata pengacara Bruna Morato kepada Senat.
RS Prevent Senior menolak tuduhan itu dan menyebutnya tak berdasar. Mereka mengatakan telah "melaporkan dengan cermat" semua kematian.
Mereka menambahkan dalam pernyataan bahwa dari 56.000 pasien COVID-19 yang dirawat, 7 persen di antaranya meninggal. Angka kematian itu lebih rendah dari rumah-rumah sakit lainnya.
Pedro Batista, pemilik dan direktur eksekutif Prevent Senior, mengaku dalam sebuah testimoni kepada Senat pekan lalu bahwa data pasien diubah untuk mengganti keterangan yang berkaitan dengan COVID-19 setelah pasien dirawat selama dua pekan karena dianggap sudah tidak lagi memiliki risiko penularan.
Dia membantah melakukan uji coba obat yang belum terbukti kemanjurannya itu tanpa sepengetahuan pasien.
Baca Juga: Makin Sepi, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kini Tersisa 264 Orang
Obat itu hanya diresepkan jika pasien memintanya, kata Batista.
"Dokterlah yang menuliskan resep obat tersebut dan saat itu, setiap orang teringat pada komentar dari (Presiden Bolsonaro) dan orang-orang penting lainnya, sehingga banyak sekali pasien yang meminta obat itu," kata dia kepada para senator.
Pada Selasa, Morato yang mewakili 12 dokter di Prevent Senior, mengatakan jaringan RS itu mengancam dan memecat dokter yang tidak setuju dengan COVID-19 kit, paket obat yang terdiri dari hidroksiklorokuin, eritromisin, dan ivermectin.
Belum ada bukti ilmiah bahwa obat-obatan tersebut bermanfaat dalam perawatan COVID-19.
"Pasien lansia yang amat rentan diberitahu ada pengobatan yang manjur, namun mereka tak tahu sedang dijadikan kelinci percobaan," kata Morato kepada anggota Senat yang menyelidiki penanganan pandemi pemerintah.
Dia mengatakan para dokter diwanti-wanti untuk tidak menjelaskan terapi itu kepada pasien atau kerabat mereka.
Berita Terkait
-
Carlo Ancelotti: Chelsea Beruntung Punya Pemain 19 Tahun Berbandrol Rp1,02 T
-
Alami Cedera di Emirates! Gabriel Magalhaes Tersungkur Saat Bela Brasil, Arteta Pusing Berat
-
Timnas Brasil Mengerikan Lagi: Kebangkitan Casemiro di Era Carlo Ancelotti
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda