Suara.com - Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak amat besar pada sektor ekonomi dan juga sosial, termasuk terhadap kehidupan anak-anak. Sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh pemerintah di masa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak positif dan juga negatif kepada para siswa.
Riset Populix menemukan dampak positif dari pembelajaran jarak jauh, yaitu sebanyak 58 persen mengatakan bahwa pembelajaran dengan cara baru ini menjadikan anak-anak dapat beradaptasi dengan berbagai aplikasi pembelajaran online, dan anak-anak menjadi tahu bahwa informasi tidak hanya berasal dari buku saja (57 persen).
Sementara, dampak negatif yang utama dari pembelajaran online adalah anak-anak kesulitan dalam berkonsentrasi (86 persen) dan kurangnya ketrampilan sosial (73 persen).
Meski terdapat kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang pembelajaran daring seperti kesulitan adaptasi, kesehatan mental, dan kualitas pendidikan yang menurun.
Namun mayoritas responden merasa percaya diri (20 persen sangat percaya diri dan 31 persen yakin) peserta didik dapat kembali belajar di sekolah.
Sebagian besar responden berpendapat akan perlunya peningkatkan fasilitas teknologi di setiap sekolah dan penyediaan internet gratis di seluruh Indonesia.
"Terlepas dari berbagai dampak negatif pandemi Covid-19, Populix melihat pandemi ini sebagai salah satu faktor yang akhirnya mendorong anak-anak untuk beradaptasi terhadap teknologi," kata Chief Technology Officer (CTO) Populix, Jonathan Benhi.
Dan dari hasil riset, ternyata institusi pendidikan berbasis daring, menjadi pilihan para orangtua dalam mendukung proses pembelajaran di masa pandemi.
Namun, agar proses belajar mengajar dapat tetap menarik sehingga peserta didik tidak kehilangan konsentrasi, maka tenaga pendidik dituntut untuk lebih inisiatif dan kreatif.
Baca Juga: Daripada Beli Rokok, Yuk Donasikan Uang untuk Bantu Sesama di Masa Pandemi Covid-19
Selain menyoroti kesiapan dan pola masyarakat terhadap aktvitas di luar rumah di masa Pandemi, riset Populix juga menyoroti bagaimana orang memandang keberlanjutan lingkungan sebagai kemungkinan masalah dunia berikutnya.
Dari hasil riset Populix ditemukan tiga tindakan yang paling banyak dilakukan oleh responden terkait dengan menjaga lingkungan yang berkelanjutan.
Pertama adalah memilih produk yang dapat diisi/digunakan ulang (53%); kedua, memilih produk yang dapat didaur ulang (53%); dan ketiga, memilih produk yang terbuat dari bahan-bahan alami (47%).
"Kami berharap melalu survei yang kami lakukan, dapat memberikan gambaran mengenai pola dan pilihan masyarakat di masa pandemi sehingga pelaku usaha ataupun insitusi yang terkait dapat mengenal lebih baik kebutuhan masyarakat di masa pandemi," tambah CEO Populix Timothy Astandu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja