Suara.com - Sakit punggung bagian bawah bisa menjadi tanda-tanda masalah kesehatan yang serius. Dokter telah memperingatkan orang dengan keluhan ini harus konsultasi dengan dokter secepatnya.
Sakit punggung adalah masalah umum pada orang dewasa yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, karena ini bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Menurut organisasi CreakyJoints Inggris, sekitar enam persen orang dengan nyeri kronis atau sakit punggung parah akan didiagnosis spondyloarthritis aksial.
Tetapi, National Axial Spondyloarthritis Society (NASS) menilai banyak orang kurang waspada mengenai masalah kesehatan ini sehingga sring mengabaikan sakit punggung yang dialaminya.
Umumnya, kondisi ini cenderung terjadi pada akhir masa remaja atau awal usia 20-an. Tetapi, seseorang baru menyadari atau dokter baru bisa mendiagnosisnya setelah 8,5 tahun.
Jika tak diobati, kondisi ini bisa menyebabkan tulang di tulang belakang menyatu sehingga membuat aktivitas sehari-hari, seperti mengenakan kaus kaki terlalu menyakitkan. Dalam kasus terburuk, tulang baru dapat terbentuk di dalam tubuh.
Meskipun spondyloarthritis aksial bisa dianggap sebagai radang sendi biasa, tapi dampaknya pada pasien sangat mengejutkan dan mungkin tidak bisa disembuhkan.
Perawatan medis biasanya hanay fokus pada meringankan rasa sakit pasien daripada menghentikan perkembangan penyakitnya.
"Masalah kesehatan ini cukup memilukan. Bahkan, kondisi ini biasanya dimasukkan ke dalam cedera olahraga atau pekerjaanm" kata Dr Raj Sengupta, seorang penasihat medis untuk NASS dikutip dari The Sun.
Baca Juga: Tanda Kekurangan Vitamin D, 2 Gejalanya Mirip Virus Corona Covid-19
Kondisi ini mempengaruhi sendi tulang belakang, sehingga menyebabkan rasa sakit di punggung bawah dan pinggul. Tetapi, ciri umum lain dari kondisi ini adalah nyeri bokong yang mirip dengan linu panggul, sehingga berisiko salah diagnosis.
Spondyloarthritis aksial dapat dibagi menjadi dua kondisi, yakni spondilitis non-radiografi dan spondilitis ankilosa. Perbedaan utama adalah spondilitis non-radiografi cenderung menjadi tahap awal penyakit dan tidak dapat dilihat pada sinar-X.
Itulah yang menjadi penyebab kondisi ini biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk didiagnosis. Karena, tidak ada kerusakan yang terlihat pada sinar-X sampai penyakit memburuk menjadi ankylosing spondylitis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan