Ayahnya akhirnya diberikan hak asuh penuh saat dia pulih. Sayangnya penderitaannya belum berakhir sampai di situ. Charity mengatakan masih ada perjuangan yang mengerikan ketika dia akhirnya harus pulang.
"Saya menjalani operasi secara teratur dan ayah saya sangat protektif terhadap saya, takut sesuatu yang lain mungkin terjadi. Saya adalah seorang gadis kecil yang kesepian. Saya tidak diizinkan bertemu teman-teman sepulang sekolah dan saya jarang keluar rumah," kata dia.
Bahkan ketika dia pergi keluar untuk bermain, orang-orang menatapnya seperti dia adalah seorang alien dengan kulit merah yang jelek dan bekas luka.
"Saya percaya bahwa itu sangat traumatis sehingga saya telah menyimpannya dalam ingatan saya di suatu tempat," ungkapnya.
Karena hal ini, Charity membutuhkan operasi dan rehabilitasi selama bertahun-tahun dalam perjalanan panjangnya menuju pemulihan - dan dia tidak pernah memaafkan ibunya hingga hari ini.
Awal yang baru
Sampai pada akhirnya, di usia 8 tahun, sang ayah mendaftarkannya di Great Lakes Burns Camp di Michigan. Baginya, itu adalah titik baliknya.
Charity mengatakan dia akhirnya belajar menerima dirinya apa adanya berkat para konselor dan teman-teman baik di sekitarnya.
"Saya tahu bahwa saya tidak sendirian lagi, bahwa ada orang lain yang mengalami apa yang saya alami dan yang dapat membantu.
Baca Juga: Cara Mengobati Luka Bakar, Jangan Pakai Odol!
Ingin membuat perbedaan bagi anak muda lain seperti dirinya, Charity sekarang berlatih untuk menjadi perawat luka bakar.
"Dan sama seperti mereka membantu saya, saya membantu mereka dengan masalah mereka sendiri. Saya mendapatkan teman yang paling luar biasa dan saya tahu bahwa suatu hari, saya ingin menginspirasi korban luka bakar lainnya untuk menjalani kehidupan terbaik mereka," ujar dia.
Charity sekarang memiliki pacar, Jacob Trudell, setelah pasangan itu terhubung di aplikasi kencan. Dia berkata, lelaki berusia 21 tahun itu tertarik padanya karena gambar profilnya adalah mobil pemadam kebakaran.
"Saya mengirim pesan kepadanya dan kami mulai berkencan pada Mei 2018. Ternyata mimpinya adalah menjadi petugas pemadam kebakaran dan saya merasa itu adalah tanda bahwa kami cocok," kata dia.
Jacob baru saja diterima di program pemadam kebakaran lokal. Ia kini tinggal bersama ibunya Rose, sementara Charitt sedang menjalani pelatihan perguruan tinggi untuk menjadi perawat.
"Suatu hari, saya akan menjadi perawat unit luka bakar karena saya merasa itulah panggilan hidup saya. Saya tahu seperti apa luka bakar yang parah, jadi saya merasa bisa membuat perbedaan besar," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?