Suara.com - Osteoporosis atau pengeroposan tulang kerap diidentikkan dengan kondisi kesehatan orang lanjut usia (lansia). Meski usia memang meningkatkan faktor risiko terjadinya osteoporosis, namun dokter menekankan bukan berarti tidak bisa dicegah.
Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR., mengatakan kalau pencegahan osteoporosis harus dilakukan sejak usia muda dengan memastikan asupan kalsium tercukupi.
"Kalau sudah lanjut usia sulit mencegahnya. Walaupun tetap bisa kita lakukan, tapi sudah agak terlambat karena osteoporosis dapat dicegah kalau kita mau mulai sejak dini. Jadi masa kanak-kanak pada awal masa kehidupan," kata dokter Bagus dalam webinar Hari Osteoporosis bersama Anlene, Selasa (19/10/2021).
Sejak usia anak hingga batas usia 30 tahun, asupan kalsium harus bisa tercukupi. Tujuannya agar mencapai masa puncak kepadatan tulang dan bisa mencegah osteoporosis saat lansia.
Selain asupan kalsium, kecukupan nutrisi lain, juga aktivitas fisik teratur penting dilakukan untuk melatih kepadatan tulang.
"Aktivitas fisik tidak teratur pada anak-anak yang sering main di tempat saja, main game, itu sulit berubah. Jadi hidup yang sehat, nutrisi yang lengkap bisa mencapai kepadatan tulang yang tinggi," pesan dokter Bagus.
Ia mengingatkan, osteoporosis bisa terjadi tanpa disadari lantaran gejalanya tak nampak. Tetapi, saat terjadi benturan walaupun hanya ringan, risikonya bisa menyebabkan mudah patah tulang.
Risiko itulah yang membuat ancaman osteoporosis sama pentingnya dengan penyakit tidak menular lain, seperti stroke, penyakit jantung, dan juga diabetes.
"Karena osteoporosis menimbulkan patah tulang ini sudah terlambat. Inilah akibat dari osteoporosis akan menimbulkan berbagai patah tulang pada lengan, paha, di mana dilaporkan setiap 3 detik di dunia terjadi patah tulang," ucapnya.
Baca Juga: Ngeri! Ini Alasannya Osteoporosis Disebut Silent Disease yang Berbahaya
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?