Suara.com - Kehilangan orang terdekat yang dicintai memang sangat berat. Ketika terjadi, kemungkinan kita akan merasakan berbagai emosi, mulai dari kesedihan hingga kesepian.
Orang-orang berdamai dengan duka secara berbeda. Tetapi, apabila kita bisa memahami emosi yang sedang dirasakan, menjaga diri sendiri dan mencari dukungan, maka kita bisa sembuh.
Menurut WebMD, saat berduka perasaan kita mungkin berubah secara bertahap. Kita tidak bisa mengontrol prosesnya, tetapi memahami alasan di balik emosi yang dirasakan akan sangat menolong.
Tahapan berduka bisa menjadi seperti ini:
1. Penolakan
Ketika pertama kali mengetahui kita telah kehilangan sesuatu, reaksi yang muncul pasti ketidakpercayaan bahwa hal itu terjadi. Kita mungkin akan kaget atau mati rasa.
Ini adalah mekanisme pertahanan, cara sementara untuk mengatasi emosi yang meluap-luap.
2. Kemarahan
Saat kenyataan mulai terasa, kita dihadapkan dengan rasa sakit atas kehilangan itu. Kita mungkin merasa frustasi dan tidak berdaya. Perasaan ini kemudian berubah menjadi kemarahan.
Baca Juga: Kesedihan Teuku Rassya Tahu Tamara Bleszynski Ditipu Belasan Tahun
Kita bisa saja meluapkannya ke orang lain atau ke kehidupan. Bisa saja marah pada orang yang meninggalkan, ini wajar.
3. Menduga-duga
Selama tahap ini, kita akan memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kerugian. Misalnya, berpikiran seperti, "jika saja..." dan "bagaimana jika..."
4. Depresi
Depresi muncul ketika kita mulai menyadari rasa kehilangan itu dan pengaruhnya terhadap hidup kita, Tanda-tandanya bisa berupa menangis, masalah tidur, hingga nafsu makan menurun. Kita juga bisa merasa kewalahan, menyesal, dan kesepian.
5. Penerimaan
Pada tahap berduka ini, kita mulai bisa menerima kenyataan yang tidak bisa diubah. Meski masih merasa sedih, kita mulai bisa melangkah maju dalam hidup.
Setiap orang melewati fase-fase ini dengan caranya sendiri. Masing-masing orang dapat mengalaminya secara bolak-balik atau melewatkan satu tahapan tersebut.
Selain itu, tidak ada batas waktu 'normal' untuk seseorang lepas dari duka. Proses berduka tergantung pada bebeapa hal, seperti kepdibadian, usia, kepercayaan, dan dukungan yang didapat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone