Suara.com - Tidak semua orang mengenal Multiple Myeloma, padahal penyakit ini termasuk salah satu kanker darah yang bisa mengancam kualitas hidup secara drastis bila tidak terdeteksi sejak dini.
Menurut Prof. DR. DR. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD, KHOM, M.Epid, Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, Multiple Myeloma adalah kanker darah yang berkembang di sel plasma, yaitu sel yang berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan virus dan bakteri.
“Pada kondisi ini, sumsum tulang memproduksi sel plasma abnormal atau sel mieloma yang tidak berfungsi normal. Sel tersebut tumbuh berlebihan, menekan produksi sel darah sehat, dan antibodi yang dihasilkan tidak efektif,” jelasnya.
Karena pertumbuhan sel abnormal terjadi di banyak area sumsum tulang, penyakit ini disebut multiple myeloma. Sel-sel mieloma biasanya menyerang tulang belakang, panggul, tengkorak, tulang rusuk, hingga area bahu dan pinggul.
Dampaknya, pasien sering mengalami kerusakan tulang, patah tulang, hingga peningkatan kadar kalsium dalam darah. Selain itu, gangguan produksi sel darah membuat pasien rentan mengalami anemia, infeksi berulang, perdarahan, serta komplikasi pada ginjal.
“Tidak jarang pasien datang dalam kondisi sistem imun sudah lemah, sehingga rentan sekali terkena infeksi,” tambah Prof. Ikhwan.
Gejala Sering Terabaikan
Salah satu masalah utama dari penyakit ini adalah gejalanya sering dianggap sepele. Kelelahan berkepanjangan, nyeri tulang, wajah pucat, atau sering sakit bisa saja dikira akibat penuaan, rematik, atau masalah saraf biasa.
“Sayangnya, banyak pasien baru terdiagnosis setelah stadium lanjut, ketika kerusakan organ sudah terjadi. Inilah yang membuat angka kesintasan menurun,” ungkap Prof. Ikhwan.
Baca Juga: Bajaj Beberkan Strategi Selamatkan KTM: Produksi Eropa Sudah Mati
Data GLOBOCAN 2022 mencatat, ada sekitar 3.289 kasus baru Multiple Myeloma setiap tahun di Indonesia. Meski hanya 0,8% dari total kasus kanker nasional, angka ini berarti ribuan keluarga harus menghadapi beban fisik, psikologis, sosial, dan finansial yang berat setiap tahunnya.
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat. “Semakin dini kanker dideteksi, semakin baik peluang kesintasan dan biaya pengobatan juga relatif lebih murah dibandingkan stadium lanjut,” ujarnya.
Karena itu, masyarakat perlu lebih peka terhadap gejala yang muncul, tidak ragu memeriksakan diri, dan meningkatkan literasi kesehatan tentang kanker darah ini.
Dukungan Pasien dan Komunitas
Ketua MMI, dr. Abraham Michael, Sp.KN-TM, menekankan pentingnya dukungan komunitas. “Banyak pasien merasa terisolasi, bingung harus mencari bantuan ke mana. Di sinilah advokasi dan organisasi pasien berperan untuk memberi edukasi, memperkuat jejaring dukungan, dan memperjuangkan akses pengobatan yang lebih baik,” katanya.
Andreas Gutknecht, General Manager Takeda, menambahkan bahwa inovasi medis harus diiringi edukasi. “Perjalanan pasien kanker darah panjang dan penuh tantangan, mereka tidak seharusnya menghadapi sendirian. Edukasi dan kolaborasi menjadi kunci,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
- 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
- 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
- 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
- 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
- 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
- 
            
              Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
- 
            
              Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
- 
            
              Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
- 
            
              Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi