Suara.com - Beredar di media sosial, kabar yang mengatakan penerima vaksin Covid-19 berisiko mengalami pembuluh darah pecah. Benarkah demikian? Simak cek fakta dari Suara.com berikut ini.
Kabar ini beredar di sejumlah media sosial, yang memperlihatkan bagaimana kandungan dalam vaksin memecahkan pembuluh darah dan menyebabkan terjadi pendarahan. Benarkah demikian?
Penelusuran Suara.com menemukan video tentang pecahnya pembuluh darah pertama kali viral dalam video berbahasa Jerman yang diunggah di Youtube dan Instagram.
Video ini kemudian dibahas oleh sejumlah tokoh pengobatan alternatif dari Amerika Serikat, seperti Stew Peters dan Jane Ruby, yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Lalu, apa kata ahli terkait fenomena ini? Direktur RS Pusat Otak Nasional, Mursyid Bustami menegaskan kabar tersebut tidak benar.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat dan valid yang menunjukkan ada kaitan antara pemberian vaksinasi COVID-19 dengan terjadinya pecahnya pembuluh darah.
“Terkait adanya info bahwa vaksin berisiko menyebabkan stroke pendarahan otak, kami klarifikasi bahwa secara ilmiah pun tidak ada hubungan antara stroke pendarahan dengan vaksin COVID-19,” tegas Mursyidm dikutip dari laman resmi Satgas Covid-19.
Efek samping yang mungkin timbul, menurut Mursyid sifatnya masih sangat ringan dan mudah diatasi seperti demam, nyeri, mengantuk, lapar dan lain sebagainya. Efek samping ini pun biasanya tidak berlangsung lama, maksimal 2 hari pasca penyuntikan vaksin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan sekitar 20 persen stroke pendarahan disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah dengan penyebab utamanya karena tingginya faktor risiko tertentu dan bukan disebabkan oleh vaksin COVID-19.
Baca Juga: Studi: Strategi Marketing dapat Mengatasi Keraguan Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19
Mursyid mengungkapkan faktor risiko stroke dapat menjadi common rezpector (faktor resiko bersama) seperti di antaranya:
- Diabetes
- Hipertensi
- Pola makan yang buruk
- Merokok
- Obesitas
- Kurang aktivitas fisik
- Alkohol
- Narkotika
"Kalau stroke pendarahan biasanya adalah penderita hipertensi. Yang terjadi adalah tidak kuatnya pembuluh darah menahan tekanan darah yang tinggi, sehingga terjadilah kebocoran," ungkapnya.
Kendati demikian, ia memaparkan ada dua faktor risiko terkait terjadinya hal tersebut, yakni yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan.
Faktor risiko yang bisa dikendalikan sebaiknya dicegah sedini mungkin agar tidak menjadi bom waktu kedepannya. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah mulai menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
"Tidak melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di masa depan seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, batasi konsumsi gula, garam dan lemak," ucap Mursyid.
Sementara untuk faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan yakni umur, genetik jenis kelamin.
Tag
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Pemerintah Disebut Matikan Fitur Live TikTok
-
CEK FAKTA: Ahmad Sahroni Ditangkap Saat Pulang dari Singapura?
-
CEK FAKTA: Verrell Bramasta Mundur dari DPR Karena Tak Mau Makan Uang Haram
-
Awas Konten AI Palsu Bergentayangan! CEK FAKTA: Jusuf Hamka Promosikan Judi Online?
-
CEK FAKTA: Video Viral Penangkapan Ahmad Sahroni di Bandara, Benarkah?
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?