Suara.com - Para ahli Cina sedang khawatir dengan peningkatan jumlah orang yang terinfeksi flu burung tahun ini.
Mereka menduga strain virus flu yang beredar sebelumnya telah bermutasi dan kemungkinan lebih menular ke manusia.
Cina telah melaporkan 21 infeksi flu burung pada manusia dengan subtipe H5N6 ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun ini, lapor Asia One.
Meski jumlah kasusnya lebih rendah dari ratusan orang yang terinfeksi H7N9 pada 2017 lalu, infeksi kali ini serius. Bahkan, beberapa orang kritis dan sebanyak enam orang meninggal.
"Peningkatan kasus di China tahun ini mengkhawatirkan. Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi," tutur profesor patologi komparatif Thijs Kuiken dari Erasmus University Medical Center, Rotterdam.
WHO telah memeriksa kasus ini dan sebagian besar kasus terjadi akibat kontak langsung dengan unggas dan tidak ada penularan antara manusia yang dikonfirmasi.
Para ahli mendorong adanya penyelidikan lebih lanjut untuk memahami risiko dan peningkatan kasus di antara manusia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina (CDC) belum memberikan pernyataan apa pun terkait kasus ini.
Tetapi berdasarkan studi mereka yang terbit bulan lalu mengatakan peningkatan keragaman genetik dan penyebaran virus flu burung H5N6 secara geografis menimbulkan ancaman serius bagi industri unggas dan kesehatan manusia.
Baca Juga: Peneliti: Kehilangan Ingatan Bisa Jadi Efek Samping Virus Corona Covid-19
Virus flu burung terus-menerus beredar di antara unggas, tetapi jarang menginfeksi manusia.
Namun, akibat mutasi virus yang semakin meningkat seiring oertumbuhan populasi unggas bisa mejadi perhatian utama karena ini bisa berubah menjadi virus yang menyebar di antara manusia dan menyebabkan pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat