Suara.com - Pasien yang mengalami stroke memiliki rentang pertolongan pertama hanya 4,5 jam setelah serangan stroke terjadi. Hal itulah mengapa pasien stroke memerlukan penanganan ekstra cepat.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Dr. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) mengatakan, rentang waktu tersebut juga bukan waktu pasien baru tiba ke rumah sakit, tapi pasien sudah mendapat pengobatan.
Stroke adalah kondisi terjadinya gangguan atau berkurangnya pasokan darah ke otak, bisa disebabkan akibat penyumbatan disebut stroke iskemik atau pecahnya pembuluh darah disebut stroke hemoragik.
"Yang repotnya di sekitar kita masih ada budaya, orang stroke di jakarta telepon anaknya di Irian, ini bagaimana? Padahal sudah terlalu lama. Kalau ada serangan bawa segera ke rumah sakit," ujar Dr. Dodik dalam acara peringatan Hari Stroke Sedunia, Kemenkes RI, Kamis (28/10/2021).
Dr. Dodik mengungkap, jika pasien stroke tidak mendapatkan penanganan selama lebih dari 6 jam, makan kondisi otak pasien berisiko mengalami kerusakan nyaris setengah bagian.
Kondisi inilah yang menyebabkan kecacatan, bahkan hingga menyebabkan kematian otak pada pasien stroke.
Pasien biasanya akan mengalami sensasi tubuh yang semula ringan menjadi berat, kelumpuhan atau mati rasa di salah satu sisi wajah atau tubuh, sakit kepala hingga kesulitan berbicara.
Jika sudah begitu, sangat disarankan segera dibawa ke rumah sakit dan mendapat pertolongan pertama.
Di rumah sakit, dokter akan langsung melakukan pemeriksaan dengan CT scan atau MRI, sebelum akhirnya dokter bertindak cepat lakukan pengobatan menghentikan sumbatan atau pendarahan.
Baca Juga: Tubuh Mudah Kepanasan? Bisa Jadi Anda Mengalami Intoleransi Panas
Ia menyoroti masalah kesulitan akses ambulans di kota besar akibat padatnya lalu lintas. Jika hal itu sudah terjadi, biasanya dokter akan melakukan lakukan pelayanan di dalam ambulans.
"Jika ambulans macet, paling tidak ada komunikasi sehingga pelayanan stroke akut bisa dilakukan di ambulans dengan telemedicine," pungkas Dr. Dodik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?