Suara.com - Jumlah kematian global akibat Covid-19 tembus mencapai. Hanya kurang dari dua tahun krisis ini tidak hanya menghancurkan negara-negara miskin tetapi juga memporakporandakan sistem kesehatan di negara maju.
“Ini adalah momen yang menentukan dalam hidup kita,” kata Dr. Albert Ko, spesialis penyakit menular di Yale School of Public Health. "Apa yang harus kita lakukan untuk melindungi diri kita sendiri agar kita tidak mendapatkan 5 juta lagi?"
Korban meninggal seperti yang dihitung oleh Universitas Johns Hopkins, hampir sama dengan populasi gabungan Los Angeles dan San Francisco.
Ini menyaingi jumlah orang yang tewas dalam pertempuran antar negara sejak 1950, menurut perkiraan dari Peace Research Institute Oslo. Secara global, Covid-19 kini menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan stroke.
Angka yang mengejutkan ini hampir pasti masih tidak sesuai perhitungan, karena pengujian terbatas dan orang-orang meninggal di rumah tanpa perawatan medis, terutama di bagian dunia yang miskin, seperti India.
Sementara jumlah kematian harian di seluruh dunia turun di bawah 8.000 untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun pada awal Oktober, masih ada titik hitam secara global.
"Jumlah total kasus dan kematian Covid-19 meningkat untuk pertama kalinya dalam dua bulan, karena peningkatan epidemi saat ini di Eropa," kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, Kamis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis