Suara.com - Sejak awal kemunculan Covid-19 di Wuhan, China, pada Desember 2019 sampai saat ini telah muncul banyak varian baru virus corona yang juga menyebar ke berbagai negara. Bahkan dari varian tersebut, virus bisa kembali bermutasi sehingga memunculkan varian baru lagi.
Siklus tersebut sebenarnya normal terjadi pada virus. Kepala Bidang pengembangan profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menjelaskan bahwa dalam proses mutasi virus perubahan terjadi pada jenis protein dalam tubuhnya. Tindakan itu dilakukan sebagai proses adaptasi.
"Sebenarnya komponen utama virus itu adalah protein. Dan mutasi merupakan proses adaptasi ketika dia ke dalam tubuh masuk pada lingkungan yang baru. Proses adaptasi itu yang kemudian membuat varian berubah dan masing-masing ras memiliki karakteristik sendiri-sendiri," jelas Masdalina dalam webinar Satgas Covid-19, Kamis (4/11/2021).
Ia mencontohkan, seperti varian Delta yang berasal dari India, meski virus tersebut telah menyebar ke berbagai negara, akan tetap beradaptasi lagi dengan lingkungan barunya.
Seperti halnya manusia, virus akan terus beradaptasi setiap kali berada di lingkungan baru, hingga sampai pada kestabilan.
"Satu titik virus tersebut akan mencapai kestabilan atau kemudian dia bermutasi lagi. Indonesia sendiri sudah ada varian lokal. Kalau kita lihat varian yang ada di Indonesia dari empat, tiga sudah hilang atau mungkin dia bermutasi kembali. Jadi mutasi itu sebetulnya proses adaptasi dan biasanya makin kesini dia semakin melemah," ucapnya.
Menurut Masdalina, kewaspadaan sebaiknya lebih ditingkatkan saat varian pertama dari virus yang menyebar. Sebab pada saat itu yang biasanya menyebabkan lonjakan kasus. Seperti yang terjadi pada paparan virus corona Delta pertama kali.
"Kalau kita lihat Delta di banyak negara, 8 sampai 14 minggu dia akan turun sendiri, tentunya dengan intervensi yang dilakukan juga oleh pemerintah masing-masing negara. Tapi rata-rata tidak berlangsung lama, dia memang tidak sepenuhnya hilang tapi mungkin saja melemah kemudian bisa beradaptasi, berubah lagi bentuk lain," jelasnya.
Poin terpenting dari mutasi tersebut, kata Masdalina, varian baru virus tidak menyebabkan lonjakan kematian atau kesakitan yang lebih parah. Sebab bagaimana pun, sebelum ada Covid-19, sebenarnya manusia selalu hidup berdampingan dengan virus.
Baca Juga: Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Wanita Ini Alami Efek Samping Tak Biasa!
"Kalau hidup bersama virus, kita sebetulnya sudah biasa karena mereka bagian dari mikroorganisme yang juga hidup bersama manusia. Yang penting kita taat saja terhadap protokol kesehatan. Memang ada beberapa varian yang bisa menyebar dengan cepat, tapi prokes yang dilakukan juga harus terus ditingkatkan," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja