Suara.com - Varian baru Covid-19 kini telah ditemukan di sejumlah negara. Untuk mencegahnya jadi masalah di Indonesia, pakar mengingatkan pentingnya whole genome sequencing.
Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan pemeriksaan whole genome sequencing untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
"Karena kita bicara tentang varian baru, maka jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis di Jakarta.
Laporan dari lembaga pengumpul data genom, GISAID, per 1 November 2021 menunjukkan bahwa Indonesia sudah mengirimkan 8.350 sampel. Sementara Singapura sudah mengirimkan 8.970 sampel, Filipina mengirim 12.681 sampel, India mengirim 72.325 sampel WGS ke GISAID kata Tjandra menambahkan.
"Tentu tidak terlalu tepat juga kalau membandingkan dengan negara maju, tetapi Amerika Serikat memang sudah memasukkan 1.466.011 WGS sampel ke GISAID dan Inggris sudah mengirimkan 1.109.311 sampel," katanya.
Menurut Tjandra WGS di Indonesia perlu ditingkatkan lagi sebagai upaya menghalau masuknya varian baru SARS-CoV-2 dari luar negeri maupun mutasi domestik.
Selain aktif melaporkan sampel WGS, Mantan Dirjen P2P dan Kepala Balitbangkes itu mendorong pembatasan sosial serta 3T berupa test, telusur dan terapi untuk mencegah serangan gelombang lanjutan.
"Berikutnya terus meningkatkan vaksinasi," katanya.
Data Kementerian Kesehatan per 31 Oktober 2021, kata Tjandra, menunjukkan 35,44 persen warga sudah mendapat vaksinasi dua kali, artinya masih sekitar 65 persen masyarakat sasaran yang belum dapat perlindungan secara lengkap.
Baca Juga: Cara Memperbaiki Data Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Salah di pedulilindungi.id
"Di pihak lain, karena cakupan vaksinasi lansia adalah 24,57 persen, maka artinya tiga perempat kaum lansia Indonesia belum mendapat perlindungan optimal dengan vaksinasi lengkap ini," katanya.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!