Suara.com - Tingginya kadar kolesterol bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari genetika hingga gaya hidup tidak sehat.
Kadar kolesterol tinggi memiliki efek samping berbahaya. Terlebih ketika kolesterol tinggi ini dimiliki setelah usia 50 tahun.
Penulis The Sports Nutrition Playbook, Amy Goodson, MS, RD, CSSD, LD, menjelaskan efek samping kolesterol tinggi di usia 50 tahun ke atas, dilansir Eat This:
1. Plak dapat menumpuk di arteri
"Seiring waktu, kolesterol tinggi meningkatkan penumpukan plak di arteri, yang dapat membatasi aliran darah ke otak dan jantung. Ini berpotensi menyebabkan konsekuensi mengerikan, seperti serangan jantung dan stroke," jelas Goodson.
American Heart Association menjelaskan bahwa penumpukan plak ini disebut aterosklerosis. Selain bisa menyebabkan aluran darah terbatas, plak juga dapat pecah dan tersangkut di aliran darah, pada akhirnya menyumbat arteri.
Risiko penyumbatan arteri inilah yang menjadi masalah pada orang berusia 50 tahun ke atas yang memiliki kolesterol tinggi.
2. Peningkatan risiko serangan jantung
Menurut Goodson, aterosklerosis dapat terjadi seiring waktu dan menyebabkan masalah parah pada jantung dan otak. Namun sayangnya, tidak ada gejala yang terdeteksi.
Baca Juga: Jangan Abaikan Sakit di Area Leher, Bisa Jadi Serangan Jantung
"Jika plak pecah, maka dapat menyebabkan gumpalan darah terbentuk di sekitarnya, membatasi aliran darah ke jantung dan membuat kekurangan oksigen serta nutrisi yang diperlukan, yang disebut iskemia," jelasnya.
Namun, kondisi itu dapat menyebabkan serangan jantung.
3. Peningkatan risiko stroke
Penumpukan plak di arteri tidak hanya membatasi aliran darah ke jantung, tetapi juga dapat membatasi aliran ke otak.
"Penumpukan ini dari waktu ke waktu dapat menyebabkan stroke. Gejalanya termasuk kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pusing mendadak, kebingungan, kata-kata tidak jelas, mati rasa di wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh, hingga penglihatan kabur," imbuhnya.
Seseorang yang mengalami gejala-gejala ini, harus segera cari perawatan medis darurat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Terbingkar! Tangan Kanan Akui Shin Tae-yong Memang Punya Masalah dengan Mees Hilgers
-
Intip Statistik Jay Idzes saat Sassuolo Hajar Lazio, Irak dan Arab Saudi Bisa Ketar-ketir
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?