Suara.com - Menurunkan berat badan memang tidak mudah. Dari makan yang benar hingga tetap aktif secara fisik, perjalanan penurunan berat badan sering menjadi tantangan bagi banyak orang.
Tetapi kamu akan terkejut mengetahui bahwa sesuatu yang menenangkan seperti tidur juga dapat membantu Anda menurunkan berat badan. Ini karena kamu kehilangan berat air melalui pernapasan dan keringat.
Bahkan ketika tubuh beristirahat, organ dan sistem tubuh tidak mati. Kerja organ mengkonsumsi kalori. Jadi, tidur malam yang buruk tidak hanya membuat Anda gelisah tetapi juga bisa membuat Anda bertambah gemuk.
Lalu, bagaimana bisa kurang tidur membuat berat badan bertambah?
Tidur kurang dari delapan jam dapat meningkatkan tingkat stres dan hormon kortisol. Lonjakan kadar kortisol dapat berdampak negatif pada mikroba di usus.
Ketidakseimbangan tingkat mikroba pada akhirnya memperlambat metabolisme. Kurang tidur juga dapat mengganggu hormon rasa lapar, membuat Anda lebih cenderung makan junk food. Hal ini menyebabkan lonjakan gula darah, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan komplikasi lainnya.
Studi telah menyoroti fakta bahwa hanya satu malam tidur yang buruk dapat memperlambat metabolisme pada hari berikutnya, mengurangi pengeluaran energi sebesar 20 persen.
Penelitian telah menyoroti fakta bahwa hanya satu malam tidur yang buruk dapat memperlambat metabolisme pada hari berikutnya, mengurangi pengeluaran energi sebesar 20 persen.
Nah, berikut ini tips untuk tetap membakar kalori sepanjang malam saat Anda tidur:
Baca Juga: Studi: Waktu Tidur Malam yang Tepat Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Mengangkat beban malam hari
Mengangkat beban dapat meningkatkan metabolisme Anda hingga 16 jam. Temuan penelitian ini diterbitkan dalam sebuah makalah berjudul "Pengaruh latihan olahraga pagi vs sore hari pada kontrol glikemik dan metabolit serum pada pria yang kelebihan berat badan/obesitas: uji coba secara acak". Kadar glukosa nokturnal yang rendah diamati pada peserta yang berlatih di malam hari.
Minumlah protein shake kasein
Protein pelepasan lambat secara bertahap dicerna selama delapan jam dan membuat api metabolisme Anda tetap menyala sepanjang malam.
Kasein adalah protein susu yang lambat dicerna yang dikonsumsi sebagai suplemen. Ini melepaskan asam amino secara perlahan dan orang meminumnya sebelum tidur untuk membantu pemulihan dan mengurangi kerusakan otot saat tidur.
Mandi air dingin
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi