Suara.com - Saat ini, Indonesia sedang gencar melakukan program vaksin Covid-19 dengan target sasaran lebih dari 208 juta jiwa. Tapi, ada beberapa kendala dalam penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, salah satunya proses distribusinya.
Menurut Agus Sarwono, Lead Advokasi LaporCovid-19, proses distribusi vaksin Covid-19 masih belum merata ke wilayah pedalaman di Indonesia.
"Saat ini proses distribusi vaksin Covid-19 memang belum begitu merata. Masih banyak teman-teman di pedalaman yang belum mendapatkan vaksin," kata Agus Sarwono dalam webinar "Tantangan Vaksinasi Inklusif Bagi Masyarakat Adat & Kelompok Rentan".
Tapi, Agus mengaku paham dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas. Meski begitu, Agus menyarankan penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 bisa sampai ke pelosok pedalaman.
Agus pun menyarankan pemerintah Indonesia untuk berkaca dari proses pendistribusian surat suara ketika pemilihan umum.
Jika distribusi surat suara pemilu bisa sampai ke pelosok daerah, maka vaksin Covid-19 seharusnya juga bisa sampai ke pedalaman.
"Kenapa tidak dengan vaksin Covid-19? Meskipun kita sangat tahu bahwa distribusi vaksin Covid-19 memang tidak mudah karena membutuhkan rantau dingin yang solid," katanya.
Namun, Agus berpendapat Indonesia sudah memiliki perencanaan proses vaksinasi Covid-19 yang tersusun sejak lama, mulai dari cara mencuri vaksin, mencuri kandidat vaksin, pengadaan hingga pendistribusian vaksin Covid-19.
Di samping itu, Agus juga menyarankan pemerintah untuk melakukan kampanye atau sosialisasi yang lebih luas mengenai proses vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat adat dan masyarakat yang tidak memiliki data kependudukan atau NIK.
Baca Juga: Peneliti Menemukan Virus Corona Covid-19 yang Menginfeksi Rusa Berekor Putih
Sebab, mulanya data kependudukan dimanfaatkan sebagai syarat untuk mendapatkan vaksinasi. Tapi sekarang, masyarakat yang tidak memiliki NIK sudah bisa mendapatkan vaksinasi.
"Tapi sekarang ada hal baik. Karena masyarakat adat dan masyarakat yang tidak memiliki data kependudukan sudah bisa. Tapi perlu ada kampanye atau sosialisasi yang lebih luas dan jelas," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif