Suara.com - Pelayanan kesehatan reproduksi yang diberikan kepada perempuan di Indonesia masih dianggap belum maksimal. Sebab, fokus pelayanan hanya pada penggunaan alat kontrasepsi.
Hal ini diakui oleh Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Eni Gustina, yang mengatakan pelayanan kesehatan reproduksi di Indonesia dapat dikatakan masih belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal.
“Sampai dengan saat ini pelayanan kesehatan reproduksi belum terpenuhi secara optimal. Masih banyak ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan reproduksi,” kata Eni, dikutip dari ANTARA.
Dia menjelaskan meskipun jumlah fasilitas kesehatan terus bertambah, pelayanan kesehatan yang belum berjalan secara maksimal membuat masyarakat, khususnya perempuan di Indonesia, masih banyak yang belum mengetahui hal-hal terkait hak kesehatan reproduksi.
Akibatnya, angka kematian ibu terus mengalami peningkatan karena adanya pendarahan saat melahirkan dan terkena penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes melitus (kencing manis) dan serangan jantung.
Menurut Eni, rencana yang tepat guna mencegah angka kematian pada ibu semakin meningkat adalah dengan memfasilitasi para bidan lewat berbagai macam pelatihan untuk membantu ibu dan calon ibu mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan bimbingan konseling terkait kesehatan reproduksi, termasuk juga pemakaian alat kontrasepsi.
Sebagaimana yang dikatakan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan, dia mengatakan tugas bidan dapat dilaksanakan secara bersama-sama maupun individu secara tanggung jawab dan akuntabel.
Hal itu terbukti dengan terdapat kurang lebih 463.000 bidan telah tersebar luas di seluruh Nusantara, dengan 38,5 persen bidan di antaranya telah menjadi sumber pelayanan program Keluarga Berencana (KB).
“Di sini kita membutuhkan pelatihan-pelatihan kepada para bidan untuk diberikan penambahan pengetahuan terkait dengan tidak hanya kontrasepsi, tapi juga sampai dengan kesehatan reproduksi secara komprehensif,” tegas Eni.
Baca Juga: Peringkat ke 11, BKKBN Yakin Kepri Dapat Menurunkan Angka Stunting
Melalui bidan sebagai penyuluh, pembimbing dan penggerak, masyarakat juga bisa dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di fasilitas-fasilitas kesehatan terdekat, sekaligus membantu pihaknya untuk menjalankan program Bangga Kencana, khususnya dalam memerangi permasalahan ketengkesan (kekerdilan).
Eni berharap, banyaknya bidan yang dimiliki Indonesia dapat menjadi garda terdepan dalam mendekatkan program KB, sekaligus meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Kalau berdasarkan data tadi, hampir seimbang antara pendarahan dengan faktor penyakit tidak menular. Jadi ini merupakan pemikiran kita untuk membangun sebuah pola hidup sehat kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil,” ujar dia.
Tag
Berita Terkait
-
Bertengkar Jadi Pemicu Utama Perceraian, BKKBN Ingatkan Generasi Muda Siap Mental Dulu Sebelum Nikah
-
Mendagri Dukung Penuh Peran Kemendukbangga/BKKBN Jaga Stabilitas Jumlah Penduduk
-
Aksi Heroik Bidan Dona Bertaruh Nyawa Sebrangi Sungai Demi Obati Pasien Diganjar Motor Plat Merah
-
5 Fakta Viral Bidan di Sumbar Berenang Seberangi Sungai Demi Obati Pasien, Baju Kering di Badan!
-
Polisi Bicara Alat Kontrasepsi di Tas dan Kresek, Apa Hubungannya dengan Bunuh Diri Arya Daru?
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!