- Banyak yang masih bertanya-tanya saat pilih alat kontrasepsi (KB) setelah menikah bisa bikin sulit hamil.
-
Menurut dr. Olivia penggunaan kontrasepsi tidak menyebabkan kemandulan (infertilitas), efeknya hanya menunda sementara masa subur.
-
Pemilihan jenis kontrasepsi menuruharus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi tubuh, gaya hidup, dan rencana jangka panjang pasangan, dengan konsultasi dokter sangat dianjurkan.
Suara.com - Banyak pasangan suami istri muda yang baru menikah pilih menunda punya anak alasan kesibukan. Namun banyak yang bingung saat pilih alat kontrasepsi (alat KB), bahkan khawatir keputusan ini buat mereka sulit memiliki buah hati di kemudian hari.
Dokter Obstetri dan Ginekologi, dr. Olivia Oktaviani Prastiwi, Sp.OG mengatakan kekhawatiran tersebut sebetulnya tidak perlu dipikirkan secara berlebihan. Ini karena menurutnya semua kontrasepsi bisa dipastikan aman.
“Sebenarnya kontrasepsi jenis apa pun aman. Tapi itu balik lagi ke kebutuhan setiap pasiennya,” ujar dr. Olivia dalam acara Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia oleh PT Hexpharm Jaya Laboratories (Hexpharm Jaya) di Jakarta, Sabtu (4/10/2025).
dr. Olivia menjelaskan ada beragam jenis alat kontrasepsi, dan memiliki cara kerja yang berbeda. Ada metode yang bersifat hormonal, seperti suntik KB 3 bulan atau pil KB kombinasi, dan ada juga yang non-hormonal seperti IUD.
Pemilihan metode alat kontrasepsi ini menurut dr. Olivia sangat bergantung pada kondisi tubuh, gaya hidup, serta rencana jangka panjang pasangan tersebut. Apalagi khusus KB suntik bisa membuat pihak perempuan tidak menstruasi.
“Kalau misalkan kontrasepsinya suntik KB selama 3 bulan, dia dibuat tidak menstruasi sama sekali. Nah, untuk balik lagi suburnya kita butuh waktu sekitar kurang lebih empat bulan atau sampai satu tahun,” jelas dr. Olivia.
Ini artinya tubuh butuh waktu untuk kembali menyesuaikan diri setelah berhenti menggunakan KB suntik, termasuk untuk bisa memulai program kehamilan. Sementara itu, metode lain seperti pil KB kombinasi justru lebih cepat memulihkan kesuburan.
“Pil KB kombinasi karena kalau di-set up selesai, dia bisa baliknya cepat,” ujar Olivia.
“Biasanya kan pil KB kombinasi ada 21 harinya hormon, 7 harinya non-hormonal. Jadi setelah 21 hari hormon itu selesai, kalau kita mau langsung tidak pakai (kontrasepsi) lagi, bisa langsung subur,” lanjutnya.
Di sisi lain, Group Marketing Head PT Hexpharm Jaya Laboratories, apt. Feri, S.Farm mengatakan pemakaian alat kontrasepsi ini juga mendukung perennial keluarga yang lebih matang. Termasuk mengembalikan hak perempuan atas tubuhnya.
“Kontrasepsi bukan sekadar pilihan medis, melainkan hak fundamental bagi setiap perempuan untuk memiliki kendali atas tubuh dan masa depan. Oleh karena itu, kami berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya family planning (perencanaan keluarga) dan memperluas akses kontrasepsi yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Feri.
Melalui berbagai data dan cara kerja alat kontrasepsi ini, dr. Olivia lantas menegaskan penggunaan kontrasepsi jangka panjang tidak menyebabkan perempuan menjadi mandul alias infertilitas.
Adapun efek yang muncul hanyalah penundaan sementara pada masa subur, bukan kerusakan sistem reproduksi.
“Kalau misalkan semakin lama dia menggunakan kontrasepsi tidak akan membuat semakin lama dia sulit untuk punya buah hati,” katanya.
Menurutnya, keberhasilan memiliki anak tetap bergantung pada banyak faktor, seperti usia, kondisi kesehatan reproduksi, dan bahkan faktor keberuntungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan