Suara.com - Sebagai negara dengan kekayaan rempah-rempah, Indonesia dianggap memiliki kemampuan untuk mengembangkan obat sendiri. Namun saat ini, Indonesia masih mengandalkan bahan baku obat impor.
"Pengembangan obat di Indonesia memang kecil sekali. Kalau kita jujur, bahan baku hampir 100 persen impor dari luar, menyedihkan sebetulnya. Bangsa yang luar biasa kaya, tapi bahan bakunya impor," kata ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI dr. Daeng M. Faqih, S.H., dalam webinar menyambut HUT PDPOTJI dan Hari Rempah Nasional, Minggu (21/11/2021).
Padahal, menurut Daeng, Indonesia memiliki potensi melakukan pengembangan obat herbal di dunia kesehatan, mulai dari jamu herbal maupun obat yang dikemas dalam fitofarmaka.
Akan tetapi, lanjut Dang, hambatannya tidak hanya pada ketersediaan bahan baku.
"Kalau masalah obat, bukan bahan baku saja. Tapi intermediate kita juga belum punya. Sehingga sangat strategis kalau kita bicara membangkitkan kejayaan rempah sebagai salah satu bahan baku obat dan kita dorong penelitian yang terkait dengan kekayaan Nusantara ini untuk bisa didayagunakan di dunia kesehatan," tuturnya.
Daeng mendorong Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) beserta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek dikti), dan IDI untuk lakukan penelitian terkait rempah sebagai bahan baku obat.
Ia menekankan bahwa kekayaan rempah masib bisa dieksplorasi dan dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan bidang kuliner.
"Saya lihat rempah ini kan masih banyak dipakai secara luas di dunia kuliner. Kita ingin dorong di dunia kesehatan untuk melakukan penelitian khususnya rempah supaya jadi bahan obat yang bermanfaat untuk kesehatan. Sehingga kita memiliki inovasi yang bagus dan kemandirian di bidang obat-obatan," pungkasnya.
Baca Juga: Obat Molnupiravir dan Paxlovid Jadi Pengobatan Penting Bagi Penderita Covid-19 di Rumah
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?