Suara.com - Para ilmuwan sudah mengembangkan dua obat antivirus yang diyakini efektif menyembuhkan Covid-19, yakni molnupiravir dari Merck dan Ridgeback Therapeutics, serta paxlovid dari Pfizer.
Jika disahkan dalam beberapa minggu mendatang, obat-obatan ini bisa menjadi pilihan pengobatan baru yang penting bagi penderita Covid-19, terutama yang beriskiko tinggi terkena infeksi.
The Conversation melaporkan bahwa hingga saat ini pengobatan Covid-19 di rumah sakit mengandalkan terapi antibodi monoklonal.
Namun, terapi antibodi ini hanya bekerja dengan menghalangi virus memasuki sel. Selain itu, obat juga harus diberikan dalam pengaturan yang dipantau oleh dokter.
Sayangnya, banyak pasien yang seharusnya bisa sembuh dengan antibodi monoklonal tidak memiliki akses karena fasilitas kesehatan terdekat tidak memilikinya.
Sementara itu, molnupiravir dan Paxlovid merupakan obat oral yang dapat dikonsumsi di rumah untuk mencegah komplikasi Covid-19.
Molnupiravir mengurangi risiko rawat inap atau kematian hingga 50% pada pasien dewasa yang mengalami gejala Covid-19 ringan hingga sedang.
Paxlovid juga mengurangi risiko tersebut hingga 89% untuk orang yang mengonsumsinya pada hari ketiga setelah terifeksi. Angkanya menurun hingga 85% pada orang yang sudah terinfeksi dalam lima hari.
Hal terpenting adalah tidak ada pasien meninggal setelah mengonsumsi kedua obat antivirus tersebut dalam penelitian.
Baca Juga: Pfizer Izinkan Penjualan Obat Covid-19 Generik Untuk Negara Miskin
Kemungkinan, kedua obat tidak membantu pasien untuk pulih lebih cepat pada pasien Covid-19 yang sudah dirawat di rumah sakit. Sebab, sebagian besar pasien yang dirawat sudah mengalami peradangan parah, bukan karena virus masih bereplikasi di dalam tubuh mereka. Sementara kedua obat itu bekerja dengan menahan virus bereplikasi.
Obat antivirus lain yang sedang dalam pengembangan adalah remdesivir, yang dikembangkan menjadi bentuk oral, dan antibodi monoklonal suntik bekerja tahan lama.
Ilmuwan juga mencoba menggunakan obat-obatan yang ada untuk mengobati Covid-19, seperti steroid budesonide dan antidepresan fluvoxamine.
Meski obat sudah dikembangkan, pencegahan masih merupakan strategi terbaik. Vaksin Covid-19 terus menjadi 'alat' paling efektif untuk membantu mengakhiri pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat