Suara.com - Secara global, tiga kanker yang paling banyak membunuh orang pada 2020 merupakan kanker paru-paru (1,80 juta kematian), kanker kolorektar (935.000 kematian), dan kanker hati (830.000 kematian).
Namun, menurut direktur ilmiah di American Cancer Society (ACS) Rebecca Siegel, ketiga kanker tersebut bukanlah yang paling mematikan.
Indikator 'kanker paling mematikan' adalah kanker dengan kelangsungan hidup rendah pada penderita. Peneliti kanker menentukan kelangsungan hidup dengan ukuran yang disebut kelangsungan hidup relatif 5 tahun.
Itu adalah persentase orang yang diharapkan bertahan hidup dari efek kankernya, tidak termasuk dari kemungkinan penyebab kematian lain, selama lima tahun setelah didiagnosis.
Berdasarkan Surveillance, Epidemiology, and End Results Program (SEER), dilansir Live Science, berikut lima kanker paling mematikan:
1. Kanker pankreas, kelangsungan hidup relatif 5 tahun: 10,8%
Kanker sistem pencernaan secara umum cukup mematikan, dengan kurang dari setengah pasien bertahan hidup selama lima tahun.
Bergantung pada seberapa jauh penyebarannya, dokter mengobati kanker pankreas dengan pembedahan, radiasi, atau kemoterapi.
Perawatan lain termasuk imunoterapi yang meningkatkan sistem kekebalan untuk menyerang kanker atau terapi target yang obat yang menargetkan molekul khusus untuk sel kanker.
Baca Juga: Mengenal Kanker Paru, Penyakit yang Merenggut Nyawa Legenda Bulutangkis Verawaty Fajrin
2. Mesothelioma, kelangsungan hidup relatif lima tahun: 11,5%
Mesothelium merupakan lapisan sel yang melapisi rongga tubuh tertentu dan mengelilingi organ dalam. Sementara mesothelioma adalah kanker pada sel-sel tersebut.
Tiga dari empat mesothelioma paling umum terjadi pada mesothelium yang melapisi paru-paru, yang disebut pleura. Jenis kanker ini disebut mesothelioma pleura.
Paparan asbes, serat mineral dalam insulasi, merupakan penyebab utama mesothelioma pleura ganas dan dapat berkontribusi pada perkembangan mesothelioma peritoneal, jaringan yang mengelilingi organ di perut.
3. Kanker kandung empedu, kelangsungan hidup relatif lima tahun: 19,4%
Batu empedu kecil, yang merupakan simpanan keras kolesterol dan bahan lain di kantong empedu, secara signifikan meningkatan risiko kanker kandung empedu.
Perawatan kanker ini termasuk pembedahan, kemoterapi, dan radiasi. Tetapi ini tergantung pada seberapa jauh perkembangan sel kanker.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas